Muara Enim
medianusantaranews.com
Tindak lanjut aksi unjuk rasa Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu ke remilling PT Lingga Djaja yaitu perusahaan pengelolaan karet rakyat (crumb and rubber) yang berlokasi Jalan lintas Nasional Desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim, atas keluhan warga terhadap polusi udara yang menebarkan aroma busuk serta dugaan pencemaran Sungai Enim karena limbah yang dialirkan dari aktivitas remiling PT Lingga Djaja pada Kamis (02/11/2023) lalu.
Sesuai dengan tuntutan pengunjuk rasa agar segera menurunkan tim pemantau pencemaran independen Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) ke remilling PT Lingga Djaja.
Pada minggu kedua, tuntutan itu pun terealisasi. Yang mana Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) didampingi OPD yang terkait di Pemkab Mura Enim seperti dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perkebunan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta Perwakilan dari Solidaritas Masyarakat Muara Enim bersatu, diizinkan masuk lokasi remiling PT Lingga Djaja untuk pengambilan sampel limbah, Senin (13/11/2023).
Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) yang didatangkan dari Kota Palembang tiba di remilling PT Lingga Djaja sekitar pukul 11.00 WIB. Dengan didampingi oleh OPD yang terkait serta perwakilan Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu.
Sebelum dilakukan pengambilan sampel limbah untuk di uji di laboratorium oleh Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand), Koordinator Masyarakat Muara Enim Bersatu, Ali Farizi mengingatkan Tim Baristand agar bisa bekerja secara profesional. Karena kata Ali Farizi, selama ini air limbah produksi yang berasal dari remilling PT Lingga Djaja diketahui dibuang ke aliran Sungai Enim.
Dari situ, lanjut Ali Parizi, ada dugaan kuat remilling PT Lingga Djaja sudah membuang limbah yang membahayakan kesehatan ke aliran Sungai Enim, sementara diketahui ada ribuan warga yang tergantung kehidupan dari air Sungai Enim karena sumber air baku PDAM Lematang Enim berasal dari Sungai Enim.
” Sudah diakui oleh pihak remilling PT Lingga Djaja sendiri, ada aktivitas pembuangan limbah industri remiling PT Lingga Djaja ke aliran Sungai Enim, Maka kami menduga bahwa telah terjadi pencemaran Sungai Enim dari limbah industri remilling PT Lingga Djaja,” ujar Ali Parizi.
” Namun untuk memastikan semua itu, sudah steril atau belum air limbah industri remilling PT Lingga Djaja yang dibuang ke aliran Sungai Enim, hari kita bersama Tim Baristand akan mengambil sampel air limbah untuk di uji di Laboratorium,” jelas Ali Parizi.
” Kami minta Tim Baristand dapat bekerja secara profesional serta memegang kepercayaan yang sudah kami berikan, untuk kepentingan masyarakat Muara Enim, sekali lagi kami mengingatkan bahwa ada ribuan masyarakat hidup dari mengkonsumsi air Sungai Enim. Jadi tolong hasilnya apa adanya,” tegas Ali Parizi.
” Ingat kecurangan hanya bisa dilakukan oleh sesama manusia, namun terhadap Tuhan kita tidak bisa curang, ingat itu,” katanya.
” Untuk remilling PT Lingga Djaja sementara ini kita fokus dulu ke permasalahan limbah, sedangkan untuk permasalahan lain, nanti kita susulkan,” tandasnya.
Sementara itu, Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) yang beranggotakan 3 orang
didamping dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muara Enim, Bambang Nurdiansyah dan Ana Novianty, dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sri Hardiati Amang, dari Dinas Perkebunan Muslim Budiman, dari manajemen PT Lingga Djaja Kurnia Ningsih sebagai Kepala Produksi serta perwakilan dari Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu sebanyak 5 orang.
Ada dua titik lokasi pengambilan sampel air limbah yang dilakukan oleh Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand), yakni di bak pertama penampungan air limbah serta di parit terakhir menuju aliran Sungai Enim.
Seusai pengambilan sampel air limbah, Ari Ahmad Sadewa dari Tim Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) menyampaikan bahwa pihaknya minta waktu selama 15 hari kerja untuk mengetahui hasilnya.
Pantauan dari perwakilan Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu sendiri di lokasi pembuangan limbah di remilling PT Lingga Djaja ada beberapa temukan kejanggalan, yakni bahwa ada beberapa bak penampungan limbah yang sepertinya baru diperbaiki lantaran akan kehadiran tim. Artinya ada dugaan kuat bahwa sebelumnya selama ini air limbah dari remilling PT Lingga Djaja yang belum steril dibiarkan begitu saja meluber dan mengalir ke aliran Sungai Enim.
Di lokasi nampak juga dua alat berat jenis excavator yang baru didatangkan diduga untuk membersihkan lokasi yang terkena luberan air limbah industri PT Lingga Djaja.
Selanjutnya, diketahui bahwa selama ini sumber air remilling PT Lingga Djaja berasal dari menyedot air Sungai Enim sendiri.
Sedangkan sedikit dampak positif yang sudah dilakukan oleh Pihak PT Lingga Djaja setelah adanya aksi unjuk rasa tersebut yaitu bahwa disekeliling remiling PT Lingga Djaja sudah dibersihkan sehingga warga yang yang melintas sudah bisa melihat didalam remilling PT Lingga Djaja. Sedangkan sebelumnya di sekeliling remilling PT Lingga Djaja terkesan sengaja ditutupi dengan rerumputan dan semak. (Ab)