Muara Enim
medianusantaranews.com
Diberitakan, anak menderita gizi buruk dialamani oleh dua anak kakak beradik masing – masing berumur 7 tahun dan berumur 5 tahun. Kakak beradik tersebut merupakan anak Darmawan, warga desa Midar kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara enim Provinsi Sumatera selatan.
Adanya kabar ditemukannya dua anak yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Muara Enim itu, tentu saja menjadi pukulan bagi Dinas yang membidangi di Pemkab Muara Enim.
Karena diketahui sudah banyak program Pemerintah, baik daerah Kabupaten / Kota, Provinsi hingga Pemerintah pusat yang digelontorkan untuk mengantisipasi terjadinya gizi buruk terhadap anak di Indonesia.
Sebab gizi buruk bagi anak berdampak pada perkembangan fisik anak berupa stunting yakni kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya, serta Wasting yakni kondisi anak yang berat badannya menurun, dimana walaupun usia anak terus bertambah namun, total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus).
Dalam hal ini, biasanya gizi buruk terhadap anak kebanyakan dialami oleh keluarga kurang mampu. Penangan gizi buruk terhadap anak tentu saja tidak terlepas dari kerjasama Pemerintah Desa setempat, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat dan instansi yang terkait.
Kejadian anak mengalami gizi buruk, apabila para pihak yang terkait tidak serius atau terlambat dalam penanganannya, maka akibatnya sangat patal bagi anak.
Dalam hal ini Pemerintah telah serius dalam penangani permasalahan gizi buruk terhadap anak dengan bermacam macam program, termasuk Kabupaten Muara Enim. Tinggal lagi pelaksanaannya berjalan atau tidak, serius atau tidak, atau cuma sekedar seremonial belaka.
Jadi pertanyaan, kenapa permasalahan gizi buruk terhadap anak masih terjadi di Kabupaten Muara Enim?
Menanggapi pemberitaan mengenai adanya temuan dua anak menderita gizi buruk di Desa Midar Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Sekretaris Daerah Pemkab Muara Enim, Ir Yulius MSI mengatakan bahwa itu adalah kasus lama, dan berdasarkan hasil konfirmasi petugas gizi Puskesmas Gelumbang, sudah ada penanganan atau tindakan dari pihak Puskesmas Gelumbang.
Dikatakan Yulius, untuk penanganan kepada dua anak tersebut, petugas gizi Puskesmas Gelumbang sudah beberapa kali memberikan makanan tambahan kepada dua anak dimaksud.
Hanya saja, lanjut Yulius, pihak Puskesmas sering mengalami kesulitan lantaran orang tua anak susah diberi pengertian. Bahkan kata Yulius, orang tua anak sudah beberapa kali disuruh untuk dirujuk ke Puskesmas, namun orang tua anak tidak pernah datang.
” Hari ini bidan desa setempat sudah mendatangi kediaman anak tersebut untuk melakukan pemeriksàan dan pemantauan tumbuh kembang anak. Kemudian pada hari Senin tim Puskesmas juga akan mengunjungi kediaman anak tersebut,” ujar Yulius.(Ab)