Medianusantaranews.com, (Musi Banyuasin)- Kehidupan masyarakat eks transmigrasi di-4 Kecamatan diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan kian memprihatinkan, ruas jalan yang menghubungkan antar desa didalam 4 kecamatan itu dalam kondisi rusak parah ditambah kalau malam hari gelap gulita akibat jaringan lampu listrik yang dikelola oleh PT. MEP tambah amburadul saja, jadi kami ini masih seperti hidup didalam hutan saja, ucap Sriudin (38) warga dari Tungkal Jaya di RS. Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin (11/3/2021).
Entah mengapa kata Sriudin, Pemerintah dari Kabupaten Musi Banyuasin saat ini tidak menepati janjinya ketika mencari dukungan suara ketika Pilkada waktu itu bahwa akan membangun fasilitas jalan didesa-desa yang bisa lancar dilalui, tapi ini buktinya hampir semua merata rusak ruas jalan yang ada di-4 Kecamatan yang dicoba ditelusurinya.
Terang Sriudin, jalan Kabupaten dilokasi ekstrans dalam kondisi rusak terdapat dikecamatan Sungai Lilin, Tungkal Jaya, Bayung Lencir dan sebagian terdapat di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin.
Akibat ruas jalan Kabupaten yang rusak berdampak buruk terhadap kehidupan perekonomian masyarakat setempat, padahal hasil produk tanaman kebun sawit dan karet untuk sekarang sudah terbilang sukses, tetapi mengapa jalan utama didesa-desa itu dibiarkan rusak sampai begitu parah, sambung warga yang lain.
Sebut saja Ahmad (47) warga Simpang Telkom Kecamatan Tungkal Jaya mengatakan semenjak dirinya menjadi warga transmigrasi diawal tahun 80 an sebenarnya sejak pertengahan tahun 90 am sudah bisa dibilang hidup, karena produksi tanaman sawit dan karet kami sudah menghasilkan, tetapi tidak ada perhatian yang serius dari Pemerintah maupun para Wakil kami di Gedung DPRD mengenai sarana transportasi jalan darat ini akhirnya masih saja sengsara kehidupan masyarakat ekstran ini dan fakta, ungkapnya.
Ahmad menambahkan, keresahan warga ekstran saat ini bukan hanya dampak rusaknya ruas jalan saja, untuk sekarang ditambah masalah kebutuhan prinsip dari penerangan listrik, jaringanya baik dan sudah merata masuk ke desa-desa, tetapi menegemenya dari Pt. MEP pihak pengelolaanya terkesan amburadul.
” Sering padam daripada menyalanya, bayar pulsa sudah mahal, tetapi lama pemadamanya daripada menyalanya, jadi kalau malam hari persis kami ini seperti hidup didalam hutan belantara saja”, keluhnya saat dijumpai wartawan beberapa saat yang lalu.
Keluhan jalan rusak dan pemadaman listrik itu sudah sering dirembukan dalam musyawarah Desa, realisasinya masih nol terus. ” Kami sebagai warga hanya dapat mengadunya ke Pemerintah Desa saja, selanjutnya yang pertanyaan kemana duitnya yang konon katanya di Musi Banyuasin merupakan terkaya di Sumatera Selatan”, celetuknya.
Khusnul Khotimah perangkat Desa Pandang Sari beberapa waktu yang lalu ketika diminta komentarnya membenarkan kalau pihaknya sering didatangi warganya mengadukan masalah Lampu Listrik yang sering padam dan keluhan warga itu oleh Kades dilaporkan ke Camat mungkin sampai ke Bupati, tetapi faktanya msih saja banyak matinya daripada hidupnya.
Khusnul juga mengaku, sebagai perangkat Desa dengan pemadaman listrik itu pekerjaanya banyak tertunda, sebab kalau listrik padam dampaknya signal internet pun error, maka kalau mendesak harus dilembur hingga malam itupun kalau mesin genset ada minyak, tutupnya.
Mengenai kerusakan jalan kabupaten di-4 kecamatan hingga berita ditayangkan, pihak Dinas terkait belum ada yang diminta konfirmasinya.
Tentang Pemadaman listrik yang dikelola oleh PT MEP begini jawaban dari Dirut nya Augie Bunyamin via WhatsApp kemarin bahwa :
1. Kami sedang melakukan perbaikan serta penggantian material yg rusak maupun yg belum ada bersama sama dg PLN dari balai.
2. Kami juga sedang melakukan ROW terjadwal didaerah tungkal jaya. Dan bayung lencir
3. Tim dari Sucofindo sedang melakukan pengecheckan jaringan untuk standart laik operasi seluruh jaringan MEP khususnya dilakukan mulai dari Tungkal jaya.(MNN/waluyo)