Jawa Barat(MNN)–Seiring dengan persaingan kehidupan yang semakin ketat, semua orang akan “bersaing” untuk memenangkan pertempuran dalam mencari nafkah. Tidak muluk dan tidak berlebihan karena faktanya masih banyak masyarakat yang terdampar di pojok – pojok kehidupan, mangkal di perempatan – perempatan jalan, dan tidur bergeletakan di emper pertokoan atau di kolong – kolong jembatan. Mereka meminta – minta atau berjualan alakadarnya, sekedar untuk bertahan hidup.
Merespon fakta empirik seperti itu, Asosiasi Ahli Pijat Tradisional Indonesia (APTI) kembali hadir pada hari Sabtu (4/5) dengan menyelenggarakan Pelatihan Pijat Tradisional yang profesional angkatan ke – 5. Kali ini pelatihan diikuti oleh 115 orang peserta yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat, bahkan ada juga peserta dari Wonosobo Jawa Tengah. Seperti biasanya tempat pelaksanaan dilakukan di Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI) yang terletak di jalan Mega Asri I no. 8 Bandung.
Dihubungi via sambungan telpon, Ketua Umum APTI Dede Farhan Aulawi menjelaskan bahwa program ini merupakan perwujudan dari kepedulian APTI dalam mengurangi jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. APTI sejak awal kelahirannya memiliki cita – cita yang mulai dalam memberikan pengabdian kepada bangsa dan negara. Tanpa harus bertanya akan mendapatkan apa, tetapi terus bekerja ikhlas dalam memberikan karya buat negeri. Ujar Dede.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa sampai saat ini alhamdulillah semua dedikasi APTI dalam memberikan pelatihan keterampilan buat masyarakat tidak pernah memungut biaya, alias gratis. Sebagai contoh pelatihan yang sama (Pijat Tradisional) yang pernah diikutinya di dalam atau luar negeri memakan biaya jutaan rupiah, belum termasuk ongkos tiket pesawat dan hotel untuk penginapan. Tetapi di APTI untuk pelatihan tersebut tidak dipungut biaya agar banyak peserta yang bisa ikut, sehingga mereka bisa menjadi tenaga produktif untuk bisa menghidupi diri dan keluarganya.
Sebenarnya sudah banyak masyarakat kita yang terbiasa menjadi juru pijat. Hampir di setiap kampung dan dusun biasanya sudah ada, tetapi biasanya belajar sendiri (otodidak) atau melihat orang lain saja, tanpa ada pembekalan dasar terkait pengetahuan pijat itu sendiri. Oleh karena itu APTI memberikan pelatihan pijat tradisional ini dalam rangka penguatan SDM ahli Pijat agar lebih profesional, baik ilmu pengetahuan maupun keterampilan pijatnya. Oleh karenanya setelah mengikuti pelatihan langsung dilakukan uji kompetensi melalui ujian teori dan ujian praktek pijat.
Apalagi seiring dengan meningkatnya turis nusantara dan turis mancanegara yang berkunjung ke objek – objek wisata di tanah air, menuntut adanya pemenuhan pelayanan jasa pijat tradisional yang profesional. Dalam bisnis tidak boleh kehilangan momentum, jadi masyarakat sejak dini harus dibekali keterampilan sehingga benar – benar siap menghadapi realitas persaingan yang semakin ketat. Ungkap Dede mengakhiri percakapan.