PTBA “HOLD SAHAM” INI ALASANNYA

Jakarta
medianusantaranews.com

Perusahaan tambang batu bara plat merah PT Bukit Asam TBK yang berkantor pusat di Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim – Sumatera Selatan ini, menunjukan produksi
batu bara pada kuartal II-2024 tetap kuat sebanyak 11,5 juta ton atau melonjak 58% qoq, meskipun terdapat tantangan La Nina. Adapun stripping ratio turun 8% yoy menjadi 5,8 kali.

Sedangkan volume penjualan Bukit Asam pada semester I-2024 juga tergolong solid mencapai 20,1 juta ton atau meningkat 15% yoy.

“Hal itu didorong oleh penjualan batu bara melalui angkutan truk (kapasitas hingga 350 ribu ton/bulan) dan masuk ke pasar ekspor baru,” tulis analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan dalam risetnya dilansir dari Investor.iD.

Tetapi, laba Bukit Asam pada kuartal II-2024 anjlok 23% yoy menjadi Rp 1,2 triliun, dengan margin EBIT sebesar 16,1% atau tergerus 290 bps yoy.

Penurunan drastis itu dipicu oleh koreksi harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batu bara perseroan sebesar 20,3% yoy menjadi Rp 1 juta/ton.

Emiten berkode saham PTBA tersebut juga mencatatkan margin tunai yang lebih rendah sebesar Rp 296 ribu/ton atau ambles 21,8% yoy. Itu disebabkan oleh masalah pengiriman.

Pendapatan bunga juga ambrol 75,8% yoy pada kuartal II-2024 menjadi Rp 54 miliar.

Ke depan, PTBA berpeluang meningkatkan kapasitas produksi batu bara sebesar 20 juta tpa (+60%), seiring proyek rel kereta Keramasan sepanjang 158 km, yang diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal II-2025.

**Rekomendasi dan Target Harga Saham**

Namun, kekurangan pengiriman global yang sedang terjadi, didorong oleh tingginya permintaan kontainer, dapat berdampak negatif terhadap biaya ekspor batu bara. Porsi ekspor PTBA mencapai 42% dari pendapatan.

“Harga batu bara ICI-3 diprediksi tidak akan membaik pada semester II-2024, yang dapat menekan margin tunai dan laba,” sebut Farras.

Dengan berbagai pertimbangan, Samuel Sekuritas merekomendasikan hold saham PTBA. Target harga saham PTBA dipatok sebesar Rp 2.900.

Sementara itu, Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menyebutkan bahwa total laba bersih PTBA selama semester I-2024 yang mencapai Rp 2 triliun (-26,8% yoy) lebih lemah dari ekspektasi. Pencapaian itu sekitar 35,5% dan 39,3% dari estimasi Stockbit dan konsensus tahun ini.

Laba bersih yang terlihat lebih lemah dari ekspektasi disebabkan oleh beban pokok penjualan yang lebih tinggi.

Hal itu terjadi akibat nilai penarikan persediaan yang lebih tinggi, sehingga realisasi margin laba kotor pada semester I-2024 sebesar 17,3% lebih rendah dari ekspektasi kami yang mencapai 22,7%,” jelas Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani dalam ulasannya.

Dia menambahkan, outlook PTBA ke depannya akan sangat dipengaruhi oleh volume penjualan batu bara perseroan, dimana manajemen masih optimistis bahwa pihaknya dapat mencapai volume penjualan sebanyak 43,1 juta ton.

Selain itu, rata-rata harga batu bara pada semester II-2024 berpotensi lebih tinggi dibandingkan semester I-2024.

(Ab)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *