Sumatera Selatan
medianusantaranews.com
Menjelang Pilkada Sumsel 2024, sepertinya usaha untuk menjatuhkan lawannya dengan segala macam mulai,.saling serang kandidat bakal calon gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), mulai dimainkan.
Salah satunya, menurut Husni yaitu pernyataan Panglima Perang Pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (Matahati) Syahrial Oesman, terkait kepemimpinan Herman Deru (HD) saat sebagai Gubernur Sumsel.
Hal itu diungkapkan Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr M Husni Tamrin.
“Pernyataan ini jelas merupakan serangan terbuka terhadap kepemimpinan HD. Dengan cara sangat persuasif berusaha men ‘down grade’ kinerja HD,” kata Husni, Senin (29/07/2024) dilansir palembang.tribunnews.com.
Diterangkan Husni, pendekatan menyerang, atau yang dikenal dengan “negative campaigning,” adalah strategi yang sering digunakan, dalam politik untuk mengkritik lawan politik, dengan tujuan melemahkan posisinya dan meningkatkan dukungan untuk diri sendiri.
” Walaupun sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif, ada beberapa sisi positif yang bisa diperoleh, baik bagi masyarakat maupun proses demokrasi, jika dilakukan dengan cara yang benar dan bertanggung jawab, ” ucapnya.
Hal positif itu, lanjut Husni, diantaranya, mengungkap kebenaran, pemilih lebih terinformasi, meningkatkan akuntabilitas, dan memicu munculnya debat publik yang sehat.
“Dari serangan ini, diharapkan pihak HD juga melakukan klarifikasi dan jika mungkin balas menyerang agar terjadi debat yang sehat. Kuncinya, harus fokus pada fakta dan data, mengedepankan transparansi dan klarifikasi, menawarkan solusi dan menjaga etika dan moral,” tandasnya.
Husni menambahkan, serangan awal ini juga perlu klarifikasi mendalam tentang peranan MY (Mawardi Yahya) sendiri sebagai pasangan HD, karena tudingan bahwa MY “dikebiri”perannya perlu klarifikasi dan fakta serta data yang jelas.
“Bagaimana pun peran MY juga perlu evaluasi karena sebagai Wakil Gubernur, dia juga memiliki tanggung jawab dan kontribusi terhadap kebijakan yang diambil selama periode kepemimpinan mereka. Mudah- mudahan serangan ini dapat menjadi debat publik yang sehat dan tidak justru menimbulkan polarisasi tajam di masyarakat, ” pungkasnya
Sebelumnya, tudingan Panglima Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Mawardi Yahya – Anita Noeringhati (Matahati) Syahrial Oesman (SO) , yang mengatakan hampir 5 tahun ini banyak yang menurun di Sumsel
Hal itu ditepis Gubernur Sumsel periode 2018-2023 Herman Deru (HD)
Melalui juru bicara HD, Alfrenzi Panggarbesi, mengatakan jika tudingan SO tersebut ketidak pahaman dia dan dianggap lebih bermuatan politik dengan menyerang HD, jelang pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sumsel 27 November 2024 mendatang.
“Semua apa yang disampaikan SO itu adalah omong kosong, dan harus bercermin diri. Sebenarnya pekerjaan HD paling berat itu bukan membangun secara fisik, jembatan irigasi dan sebagainya. Tapi bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat, dan pemerintah pusat terhadap pemerintah provinsi, ” beber Alfrenzi,
Panggarbesi Sabtu (27/07/2024).
Pasalnya, sambung pria yang akrab disapa Ojie ini, jika tugas berat mengembalikan kepercayaan pemerintah pusat dan masyarakat tersebut, dikarenakan sejumlah pejabat di Sumsel banyak terjerat kasus korupsi.
“Pasalnya, pemimpin Sumsel sebelum kepemimpinan HD, banyak yang terlibat kasus korupsi terlebih SO sendiri sudah pernah merasakan. Jadi mengembalikan kepercayaan pemerintah pusat dan kepercayaan masyarakat Sumsel itu jadi PR (Pekerjaan Rumah) besar, sehingga pemimpin pemerintah provinsi berusaha mengembalikan kepercayaan itu,” tegasnya.
Selain itu, caleg DPRD Sumsel terpilih dari partai NasDem ini pun menyatakan, dengan turunnya status “downgrade’ Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang saat ini dari bandara Internasional ke domestik, tidak bisa disalahkan kepada HD, karena masalah itu kewenangan pemerintah pusat dan HD juga sudah hampir satu tahun tidak menjabat sebagai Gubernur Sumsel.
“Itu jabatan HD sudah habis 1 tahun baru terjadi , masa HD disalahkan karena dia hampir 1 tahun tidak menjabat. Apalagi downgrade bukan hanya di Sumsel (Palembang), termasuk Bandara di Solo yang saat itu dipimpinan Gibran Rakabuming Raka saat itu menjabat Walikota dan sekarang Wapres terpilih, karena kebijakan pusat dan tidak bisa diintervensi, “urainya.
Kemudian, papar Ojie lagi, masalah Kawasan Ekonomi Khusus pelabuhan Tanjung Api- api (KEK TAA) yang saat ini tak kunjung terealisasi, hal itu ada pada kebijakan pemerintah pusat, meskipun pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten sudah mengharap serius untuk mewujudkannya.
“KEK TAA di masa pemerintahan HD terus digarap dan berjalan hingga mau groudbreaking hingga akhir Oktober 2023 atau sebelum jabatan HD sebagai Gubernur habis dan janji Menhub sudah ada, karena progres jelas, koordinasi, termasuk titiknya di Tanjung Carat. Tapi, itu tidak ada kewenangan di pemerintah provinsi, karena kewenangan pusat, dan tidak mungkin kita bangun sendiri karena tidak kuat APBD kita, ” jelasnya.
Soal hubungan kepemimpinan HD dan MY (Mawardi Yahya) selama 5 tahun memimpin keduanya harmonis, sehingga mencerminkan pemerintahan berjalan sangat baik.
“Nah, kalau mau disalahkan (HD), kenapa tidak dipersoalkan sejak awal, jadi jangan karena mau Pilkada saling menyalahkan, apalagi MY adalah Wakil Gubernur saat itu, ” tuturnya.
Soal program sekolah gratis dan berobat gratis sendiri, diakui Ojie jika sampai sekarang masih tetap berjalan dengan baik, karena sampai saat ini Perdanya masih berjalan dan setiap tahun anggarannya dialokasikan dan dibahas bersama DPRD Sumsel.
“Bahkan pada saat HD menjabat diluncurkan program BERKAT ( Berobat dengan KTP), dimana masyarakat ditanggung biaya pengobatannya melalui dana APBD Provinsi Sumsel, ” tandasnya.
Ditambahkan Ojie, mengenai klub sepakbola kebanggai ‘wong kito’ Sriwijaya FC terpuruk saat ini, hal itu diungkapkannya memang sudah terdegrdasi sebelum HD jadi Gubernur, dan ketika awal menjabat Gubernur, HD sudah mengambil langkah- langkah untuk mengembalikan kejayaan Sriwijaya FC, sehingga diajaklah para mantan pengurus dan tokoh tokoh yang peduli SFC , antara lain HZ (Hendri Zainudin), Asfan Sanaf dan SO sendiri.
Karena Sriwijaya FC adalah klub profesional, maka Pemprov Sumsel tidak bisa secara langsung menggelontorkan dana APBD, karena itu melanggar aturan. Namun demikian, Pemprov tetap membantu memfasilitasi atau menjembatani dengan donatur- donatur BUMN, BUMD dan pihak swasta yang tentu saja harus sesuai dengan aturan dan undang undang, ” pungkas Ojie.
Sebelumnya, Panglima Matahati Syahrial Oesman menyatakan selama lima tahun ini di Sumatera Selatan (Sumsel) banyak penurunan, mulai dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dicoret, jalan tol Tanjung Api-Api dicabut, Sriwijaya FC yang masuk liga 2 hingga airport yang jadi domestik.
Maka dari itu dijelaskan SO, sudah cukup lima tahun dan waktunya ganti pemimpin.
“Kalau Mawardi Yahya, selama menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumsel sudah dikebiri sejak awal,” kata Syahrial Oesman yang merupakan Gubernur Sumsel Periode 2003-2008, Sabtu (27/7/2024).
Menurut Syahrial Oesman yang pernah menjabat sebagai Bupati Ogan Komering Ulu untuk periode 1998-2003, pada saat memimpin Sumsel Mawardi tidak diajak ke daerah-daerah dan tidak banyak dilibatkan.
“Mawardi ini orangnya tahu diri dan gaya ke pemimpinnya sportif. Kalau iya katakan iya, bukan hanya janji-janji, sehingga masyarakat bisa nyaman,” katanya.
Menurutnya, untuk itu Matahati akan mengangkat kembali Sumsel yang lagi downgrade. Di kepemimpinan Matahati nantinya akan diperhatikan terkait pendidikan, kesehatan, budaya, olahraga dan lain-lain.
Kemudian, pekan olahraga kabupaten kota bisa digaungkan lagi, bisa pakai APBD daerah masing-masing. Kemudian Porprov nya dipusatkan di Jakabaring Sport City (JSC). Di JSC fasilitasnya mempuni, penginapan ada, fasilitas lengkap.
Lalu, program pendidikan gratis dari SD, SMP hingga SMA akan digaungkan kembali. Sekolah negeri dan swasta fasilitasnya sama, sehingga pendidikan bisa merata.
Sementara itu menurut Syahrial Oesman, dimasa kepemimpinan Alex Noerdin KEK itu sudah masuk PSN lengkap dengan jalan tolnya. Namun sekarang lihatlah, KEK dicoret dari PSN dan jalan tolnya tidak jadi.
“Kalau menurut saya Sumsel saat ini downgrade. KEK dicoret, jalan tol Tanjung Api-Api dicabut, Sriwijaya FC masuk liga 2 hingga airport yang jadi domestik,” katanya.
Menurutnya, Sumsel ini drop jauh, bayangkan anggara APBD Sumsel seper enamnya dibangun kan jalan, harusnya ke pertanian, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Kalau jalan ini lobilah ke pusat menggunakan dana APBN. Terlebih Sumsel ini potensinya besar kalau bisa dikelola dengan baik. (Ab)