Muara Enim
medianusantaranews.com
Permasalahan perusahaan pengelolaan karet rakyat (crumb and rubber) yang berlokasi Jalan lintas Nasional Desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim, belum juga berakhir.
Ternyata apa yang dikhawatirkan oleh Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu saat melakukan unjuk rasa ke PT Lingga Djaja terkait adanya dugaan limbah pengolahan karet Remilling PT Lingga Djaja sudah mencemari Sungai Enim pada Kamis (02/11/2023) lalu, ternyata terbukti.
Diketahui Tim Balai Riset Dan Standarisasi Industri (Baristand) sudah mengambil sampel limbah PT Lingga Djaja untuk dilakukan uji lab pada Kamis (02/11/2023) lalu.
Tim Baristand meminta waktu sekitar 15 hari untuk mengetahui hasilnya.
Dan hasilnya sungguh sangat mengagetkan. Tim Baristand menyatakan bahwa air sisa produksi PT Lingga Djaja yang dibuang ke aliran Sungai Enim mengandung Limbah. Atau bahasa halusnya air sisa produksi yang dikeluarkan oleh Remiling PT Lingga Djaja dan kemudian dibuang ke aliran sungai Enim dinyatakan baku mutunya rendah, sejatinya belum layak langsung dibuang ke aliran sungai Enim.
Demikian hasil pertemuan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, Management PT Lingga Djaja dan perwakilan Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, dengan acara mendengarkan hasil pemeriksaan Tim Balai Riset Dan Standarisasi Industri (Baristand) terhadap air sisa produksi Remiling PT Lingga Djaja, Kamis (07/12/2023).
Pembacaan hasil uji lab Tim Baristand tersebut dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim H Alfarizal didampingi staffnya Bambang, yang didengar langsung oleh pihak Management PT Lingga Djaja dari legalnya serta puluhan perwakilan Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim H Alfarizal juga sempat melakukan komunikasi dengan Tim Baristand melalui sambungan telpon terkait rendahnya baku mutu air hasil produksi PT Lingga Djaja. Alfarizal meminta pendapat dan saran dari Tim Baristand, apa – apa saja yang perlu dilakukan pihak PT Lingga Djaja terkait adanya temuan tersebut.
Koordinator Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu, Ali Parizi mengatakan dengan adanya temuan tersebut, yang mana sudah terbukti bahwa Remiling PT Lingga Djaja sudah membuang air sisa produksi yang masih mengandung limbah atau berbaku mutu rendah ke aliran Sungai Enim.
Sedangkan, lanjut dia, diketahui bahwa air Sungai Enim merupakan sumber air baku PDAM Lematang Enim yang terus di konsumsi masyarakat Kabupaten Muara Enim dan juga untuk kebutuhan lain.
Ali Parizi pun tidak bisa membayangkan dampak dari perbuatan remiling PT Lingga Djaja tersebut sudah sangat mengancam kesehatan masyarakat Muara Enim yang mengkonsumsi dan menggunakan air Sungai Enim.
” Kami tidak bisa mengira – ngira sudah berapa lama Remiling PT Lingga Djaja membuang air limbah ke aliran Sungai Enim dan sudah berapa lama masyarakat Muara Enim mengkonsumsi air Sungai Enim yang tercemar limbah Remiling PT Lingga Djaja,” ujar Ali Parizi.
Maka, tegas Ali Parizi yang juga diikuti oleh anggota Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu lainnya, dirinya meminta kepada PT Lingga Djaja untuk menghentikan dulu membuang air sisa produksi yang belum steril ke aliran Sungai Enim dengan menghentikan sementara kegiatan produksinya sebelum PT Lingga Djaja selesai membangun bak penampung limbah yang baru dan memperbaiki bak – bak penampung yang sudah ada.
Selanjutnya setelah dinyatakan oleh Tim ahli bahwa air sisa produksi PT Lingga Djaja yang dialirkan ke Sungai Enim sudah tidak berbahaya lagi bagi kehidupan dan lingkungan, maka PT Lingga Djaja silahkan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa.
” Kami minta dengan tegas, agar Remiling PT Lingga Djaja menghentikan sementara kegiatan produksinya,” ucap Ali Parizi.
” Segera lakukan perbaikan dan berbenah bagaimana caranya agar air sisa produksi PT Lingga Djaja yang dialirkan ke Sungai Enim tidak mengandung limbah lagi,” sambungnya.
” Kita bukan mau menutup Remiling PT Lingga Djaja, melainkan kita hanya minta agar PT Lingga Djaja menghentikan sementara aktivitas produksinya sebelum semua siap,” ujar Ali Parizi.
” Sedangkan permasalahan karet masyarakat yang dibeli oleh PT Lingga Djaja silahkan ditampung dulu,” tandasnya.
Sementara itu, terkait Tuntutan dari Solidaritas Masyarakat Muara Enim Bersatu ini, pihak PT Lingga Djaja pun menyanggupinya.
Namun demikian, Solidaritas masyarakat Muara Enim Bersatu tetap meminta kepada masyarakat untuk terus mengawasi dan memantau PT Lingga Djaja, jikalau PT Lingga Djaja tidak komitmen dengan kesanggupannya untuk menghentikan sementara kegiatan produksinya.
Karena bila PT Lingga Djaja tidak komitmen dengan keputusan ini maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi lagi pengerahan massa ke PT Lingga Djaja. (Ab)