Muara Enim
medianusantaranews.com
Perusahaan batubara, terutama perusahaan transportir angkutan batubara kadang memang tidak peduli dengan keadaan warga yang setiap hari dilaluinya. Jangankan ingin sedikit berbagi bahkan keluhan warga yang terdampak limbah batubara dan debu pun mereka anggap angin lalu.
Terkesan yang ada dalam pikiran mereka bagaimana caranya agar terus jalan demi mendapatkan rupiah sebanyak mungkin.Tidak peduli dengan derita yang dialami warga yang setiap hari menghirup debu yang ditimbulkan oleh mobilisasi angkutan batubara yang melewati pemukiman warga. Warga pun dipaksa agar selalu sabar dengan keadaan itu.
Berkaitan dengan masalah debu, kali ini warga yang bermukim Di Dusun IV Sungai Tebu (STB) Desa Muara Lawai Kecamatan Muara Enim merasa sudah bisa sabar lagi untuk bereaksi menyuruh putar balik kendaraan angkutan batubara yang semakin banyak jumlahnya melintas di pemukiman Sungai Tebu, lantaran sudah selama beberapa minggu ini warga disitu menghirup dan mandi debu karena lalu lalang kendaraan pengangkut batubara dari dan ke jalan khusus batubara PT Servo Lintas Raya..
Padahal sebelumnya Pemerintah Desa Muara Lawai Kecamatan Muara Enim sudah menyurati pihak perusahaan untuk minta penyiraman jalan yang dipenuhi debu. Namun permintaan tersebut tidak digubris oleh pihak perusahaan. Sehingga akhirnya warga setempat terpaksa mengadakan aksi menyetop dan menyuruh putar balik kendaraan pengangkut batubara yang melintas, Kamis (24/08/2023).
” Kita sudah tidak tahan menghirup dan mandi debu, jadi terpaksa kami mengadakan aksi penyetopan dan menyuruh putar balik kendaraan pengangkut batubara yang melintas dijalan Sungai Tebu (STB),” ujar irin, salah seorang Tokoh warga Sungai Tebu
” Kami cuma minta pihak perusahaan dapat melakukan penyiraman secara rutin dijalan Sungai Tebu, kami jangan disuruh menghirup dan mandi debu karena kegiatan mereka,” tambah Irin.
Irin menuturkan, sebelumnya sekitar dua Minggu yang lalu, Pemdes Desa Muara Lawai sudah menyurati pihak perusahaan (PT Titan) untuk melakukan penyiraman jalan di STB. Namun permintaan itu tidak digubris pihak perusahaan sehingga berujung pada aksi penyetopan dan menyuruh putar balik kenderaan pengangkut batubara yang melintas dijalan STB.
” Tolong pihak perusahaan agar bisa menghargai dan memperhatikan kehidupan warga di Sungai Tebu, jangan cuma disuruh makan dan mandi debu setiap hari, mohon disiramlah jalan kami, karena seharusnya tidak mesti harus diminta, apalagi sampai ada aksi seperti ini,” kata Irin.
” Kami hidup di Kampung Sungai Tebu bersama keluarga juga ingin hidup sehat, bukan mala setiap hari makan dan mandi debu karena kendaraan batubara,” keluhnya.
” Kita minta pihak perusahaan agar rutin melakukan penyiraman dijalan sungai Tebu,” harapnya. (Ab)