#Air Dari PTPN Menggenangi Permukiman Warga#
Banyuasin,medianusantaranews.com- Upaya mencuci saluran air anak sungai Betung yang sebagian besar dialiri air dari lokasi PTPN VII dianggap tak tuntas dalam pembersihannya justru membuat warga Kelurahan Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan kini yang berdomisili di bantaran anak sungai tersebut masih mengaku was-was lantaran jika datang hujan luapan airnya masih menggenangi tempat dumisilinya.
“Ya semenjak saya masih anak-anak dan sekarang saya sudah bercucu tak pernah ada air dari saluran itu meluap sehingga sampai merendam rumah, tetapi selama setahun terakhir ini jika datang hujan air langsung naik masuk dalam rumahnya”, ujar Makyah yang ketika itu tidak ikut merayakan hari raya pada hari pertama.
Beliau mengatakan ketika itu luapan air dari anak sungai Betung itu merendam rumah ini dengan ketinggian air lebih setengah mater, jadi rumah warga yang berada di bantaran anak sungai tersebut yang terendam semua, imbuhnya.
Tokoh masyarakat di Kecamatan Betung, H Suginen saat diminta mengomentari terkait keluhan warga yang rumahnya jadi sasaran dari luapan air jika datang penghujan membenarkan bahwa rumah warga dalam setahun terakhir ini datang hujan luapan airnya bisa setingga badan orang dewasa diposisi dataran terendah.
Dampak luapan air hujan tersebut yang terbesar ngalir dari lokasi PTPN, saluran anak sungainya tak mampu nampung, maka meluap dan menggenangi rumah-rumah penduduk.
“Akibat kejadian itu bukan hanya rumah dan barang-barang didalamnya banyak yang rusak, yang lebih terparahnya lagi dari rendaman air itu usaha kolam ikan milik warga pun ikut hanyut, bahkan ada rumah warga nyaris batang sawit yang roboh masuk kedalam rumahnya”, terang pak Haji seraya menambahkan lapangan sepak bola didepan rumahnya pun sempat seperti lautan ketika itu.
Masih kata pak Haji, hal itu sebenarnya sudah bertahun-tahun kejadiannya, tapi setelah luapan air sempat menghentikan aktivitas warga bahkan pengguna jalan lintas Sumatera pun sempat terganggu, baru ada upaya dari pemerintah baik RT dari Kelurahan maupun kecamatan berupaya melakukan perbaikan saluran air yang mengalami pendangkalan dan mirisnya pihak PTPN melakukan cuci saluran anak sungai itu tidak tuntas, jadi wajar jika datang hujan warga masih ada yang Ketar-Ketir rumahnya bakal terendam lagi dan untungnya setiap ada luapan air itu tak sampai ada memakan korban jiwa, tutup pak Haji menyudahi perbincangannya.
Ketika itu Lurah Betung, Sudirman saat diminta mengomentari terkait rumah warganya terendam banjir mengakui ada saluran anak sungainya mengalami pendangkalan. Dikatakanya Kelurahan tidak ada anggaran untuk pengerukan ya maka kami meminta pihak perusahaan melakukannya.
Untuk dana bangunan gorong-gorong pun dikelurahan kita ini tidak ada, jadi diminta mengerjakan pembangunan gorong-gorong itu supaya Ketua RW ajak Ketua RT berswadaya menanggulangi banjir saat datang musim penghujan, jelasnya saat diminta mengomentari masalah luapan air yang mengalir deras dari lahan PTPN tersebut.
Sementara upaya pihak pemerintah dari kelurahan dan perusahaan pasca banjir baru melakukan pengerukan saluran air itu, sayangnya masih tidak tuntas, sebab masih ada sekira 50-100 meter lagi lokasi yang masih dangkal dan bakal jadi biang kebanjiran tetapi ditinggalkan, menurut alasanya orang PTPN ketika itu tak mau disebut namanya itu bahwa oleh pemilik lahan tidak diperbolehkan dilintasi alat berat untuk membersihkan saluran itu. (MNN/waluyo)