SEDIH!, DIDUGA JASAD MAS’UD HAMPIR SEBULAN DIBIARKAN TERBENAM DALAM SUMUR DI DESA DARMO – LAWANG KIDUL

Muara Enim
medianusantaranews.com

Kabar hilangnya Mas’ud Bin Samiran kini sudah memasuki hari ke 28 sejak dinyatakan hilang oleh fihak keluarga pada Sabtu, (21/05/2022) yang lalu.

Mas’ud Bin Samiran merupakan warga Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Belakangan diketahui bahwa Mas’ud merantau ke Kabupaten Muara Enim untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja di salah satu tambang minyak ilegal ( sumur minyak buatan ) bersama rekan rekannya yang berlokasi di wilayah Desa Darmo Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim.

Misteri hilangnya Mas’ud Bin Samiran menimbulkan teka – teki, serta menyisakan rasa duka yang mendalam bagi sanak keluarga dan kerabat kerabatnya.

Selama hampir sebulan ini pihak keluarga dengan dibantu para tetangga dan masyarakat Desa Sungai Dua terus melakukan pencarian sehingga pencarian tersebut baru menemui titik terang pada Minggu (05/06/2022), dimana pihak keluarga menemukan adanya jasad manusia yang diduga adalah jasad Mas’ud terkubur didalam sumur tambang minyak ilegal di desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sungai Dua, Sudirman kepada wartawan terkait misteri hilangnya salah seorang warga desanya yang bernama Mas’ud Bin Samiran.

Sudirman menuturkan kalau fihak nya bersama keluarga korban sudah lama melakukan upaya pencairan ke Kabupaten Muara enim tepatnya di Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul.

” Kami bersama keluarga sudah lama mencari dimana keberadaan Mas’ud, hingga baru pada Minggu (05/06/2022) lalu, kami mulai menemukan titik terang, yang mana diketemukan adanya jasad, diduga jasad Mas’ud terkubur didalam sumur tambang minyak, dan kami pun segera melaporkan hal itu ke fihak kepolisian setempat,” Jelas Kades.

” Pada Senin (06/06/2022) sudah dilakukan upaya evakuasi oleh Polsek Lawang Kidul dengan dibantu oleh TIM SAR PT Bukit Asam Tbk,” Terang Kades, Sabtu(18/06/2022).

Lanjut Sudirman, dugaan adanya jasad di dalam sumur semakin kuat setelah ada ditemukannya potongan daging yang di ambil oleh Tim Sar PT Bukit Asam (PTBA) dari dalam sumur disaat melakukan upaya evakuasi.

” Saya sendiri sebagai Kepala Desa Sungai Dua pada proses tahap awal evakuasi tersebut ikut memantau langsung ke TKP, dari proses tersebut Tim SAR PT Bukit Asam telah mencoba memasuki sumur..Namun dibatalkan dikarenakan menurut keterangan dari Tim Sar PTBA sumur tersebut mengandung Gas Metan dan minyak mentah, jadi tim Sar PTBA tidak sanggup untuk melanjutkan Evakuasi tersebut  dan hanya menemukan Potongan Daging yang diambil dari dalam sumur.” Bebernya.

Sudirman mengatakan bahwa potongan daging yang diduga daging manusia itu, sebagian nya telah di ambil sample oleh pihak Polres Muara Enim dan telah di uji lab sebagian lagi dibawa oleh pihak keluarga dan telah di makamkan oleh pihak keluarga di desa Sungai Dua.

” Bedasarkan hasil uji lab tersebut saya bersama pihak keluarga memang menerima hasil kalau memang benar kalau potongan daging tersebut merupakan daging dari anggota tubuh manusia, akan tetapi pihak polres belum bisa memastikan secara pasti kalau potongan daging tersebut merupakan anggota tubuh dari warga kami yang hilang, karena diduga jasad manusia yang ditemukan didalam sumur tersebut belum bisa di evakuasi secara utuh dan belum tampak secara kasat mata,” Papar Sudirman.

” Pihak Polsek Lawang Kidul Polres Muara Enim telah menyarankan kepada kami pihak keluarga untuk meminta bantuan kepada Pertamina Prabumulih melalui surat tertulis dari Pemerintah Kabupaten Muara Enim, dan kami pun sudah menyampaikan dan hal itupun sudah dilaksanakan oleh pihak Pemkab Muara enim, ” Katanya.

” Berdasarkan informasi yang saya dapat kalau minggu lalu pihak Pemkab Muara Enim telah berkirim surat kepada pertamina prabumulih terkait permohonan bantuan Evakuasi dan Surat tersebut telah sampai kepada pihak Pertamina Prabumulih, ” Ungkapnya.

” Namun ketika fihak keluarga konfirmasi langsung ke fihak Humas PT Pertamina Prabumulih atas nama bu Tuty melalui via telpon dan WhatsApp, fihak keluarga mengatakan kepada saya bahwa fihak Pertamina telah mengirimkan surat balasan kepada Pemkab Muara Enim dan menyarankan agar fihak keluarga berkoordinasi lagi dengan Pemkab Muara Enim, karena menurut keterangan Humas Pertamina Prabumulih Pemkab Muara Enim akan mengadakan Rapat bersama stakeholder terkait masalah ini.

” Sudah di konfirmasi oleh fihak keluarga ke Pertamina Prabumulih, mereka telah menyampaikan surat balasan dan Pertamina menyarankan untuk Berkoordinasi lagi dengan Pemkab Muara Enim, dan dari konfirmasi itu fihak Pertamina Prabumulih juga menyebutkan kalau pertamina belum bisa dan belum ada kompetensi untuk melakukan bantuan Evakuasi tersebut,” beber Sudirman sambil menunjukan Chat WhatsApp tersebut kepada wartawan.

Terkait kejadian ini, Sudirman pun mengakui memang pekerjaan warganya yang hilang ini merupakan pekerjaan pertambangan ilegal minyak bumi (Ilegal Drilling) yang tidak dapat dibenarkan menurut hukum. Dirinya pun sangat tidak mendukung aktivitas tersebut karena sangat berbahaya dan penuh resiko.

Namun karena itu musibah, yang terkubur itu adalah diduga jasad manusia. Maka atas rasa kemanusiaan,  Sudirman berharap kemurahan hati Pak Kurniawan selaku Plh Bupati Kabupaten Muara Enim dan juga fihak PT Pertamina Prabumulih, agar dapat membantu proses evakuasi yang diduga jasad Mas’ud warga Desa Sungai Dua didalam sumur yang berlokasi di desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim.

” Saya sebagai kepala Desa Sungai Dua sangat berharap kemurahan hati Bupati Kabupaten Muara Enim dan FIhak PT Pertamina Prabumulih untuk bisa membantu melakukan proses evakuasi yang diduga jasad didalam sumur, sehingga kasus ini jadi terang benderang dan tidak menjadi simpang siur,di masyarakat ” Harap dia.

Lebih jauh, Sudirman pun tidak menampik karena apa yang dilakukan warganya hingga bekerja merantau ke Kabupaten Muara Enim merupakan Faktor ekonomi sehingga nekat melakukan aktivitas tersebut,. Dirinya pun memohon maaf terkait aktivitas yang dilakukan warga nya tersebut di wilayah Kabupaten Muara Enim.

” Saya atas nama keluarga mohon ma’af kepada Pemkab Muara Enim terkait aktivitas ilegal yang dilakukan warga kami di wilayah kabupaten Muara Enim, namun apa yang dilakukan warga kami ini disebabkan faktor ekonomi, ” Ujarnya.

Sudirman pun menceritakan bahwa saat ini Istri Mas’ud tengah mengandung anaknya yang Ke 3 dari Mas’ud, warganya itu memang pekerjaan nya serabutan, tapi Sudirman meyakini kalau si Mas’ud ini hanya di ajak sebagai pekerja, bukan otak dari pelaku ilegal drilling tersebut.

” Mas’ud ini memang dari latar belakang keluarga yang kurang mampu ekonomi pak,anak nya ada 2, Anak pertama kelas 1 SMP, anak kedua nya kelas 2 SD dan anak yang ketiga masih dalam kandungan, “Tutur Sudir.

Beginilah kondisi kediaman Mas’ud Bin Samiran Warga Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin – Sumsel yang diduga jasadnya hampir sebulan masih dibiarkan dalam sumur minyak ilegal di Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim – Sumsel

” Warga kami ini memang bekerja serabutan, disuruh kerja apa saja dia mau karena warga kami ini bukan dari latar belakang pendidikan tinggi, saya meyakini kalau warga kami ini hanya di ajak untuk menggali sumur karena itu pekerjaan yang dapat ia lakukan. Mas’ud ini  di ajak oleh kedua rekannya warga asal Kabupaten PALI yang sampai saat ini, sejak dikabarkan Mas’ud hilang tidak diketahui dimana keberadaan mereka ” Ungkap Sudirman.

Maka dari Itu dirinya sebagai Kepala desa Sungai Dua  sangat berharap sekali atas nama kemanusiaan agar pihak berkompenten untuk bisa membantu proses evakuasi yang diduga jadad Mas’ud tersebut.

Kades Sudirman pun mengatakan kalau seandainya proses evakuasi tersebut terkendala karena tidak adanya relawan, dirinya pum telah berkoordinasi dengan fihak keluarga, dan ada warga nya yang sanggup menjadi relawan untuk  melakukan evakuasi tersebut.

” Kami sudah berkoordinasi dengan fihak keluarga, kalau diberikan izin dan di fasilitasi peralatan, warga kami ada yang bersedia menjadi relawan agar evakuasi ini dapat segera dilaksanakan. Sehingga kasus ini menjadi terang benderang dan tidak simpang siur seperti saat ini” Imbuhnya.

” Saya juga tidak tertutup kemungkinan akan meminta bantuan fihak Pemerintah Kabupaten  Musi Banyuasin terkait hal ini.” Pungkasnya.(Ab)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *