Banyuasin,medianusantaranews.com- Warga yang menjadi korban dari limbah operasional Pt. Odira sejak tahun 2018 itu mulai meradang Pasalnya, kerugian yang dideritanya hingga detik ini belum ada penyelesaian dari pihak perusahaan pengeboran minyak di kawasan Desa Keluang Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Roni yang mewakili warga yang terdampak mengatakan kebun karet miliknya ada sekitar 50 batang yang produktif mati akibat dampak limbah minyak dari aktivitas Pt. Odira hingga saat ini tidak kejelasan.
Kami berupaya mencari penyelesaian dengan cara yang sedamai-damainya dengan tujuan tak menciptakan gejolak yang mengakibatkan aktivitas perusahaan milik plat merah itu jadi terganggu, namun sepertinya menegemen Pt tersebut ingin melihat sifat keputus-asaan bagi warga yang terdampak.
“Jika hingga akhir Januari 2022 masih belum ada penyelesaian sesuai tuntutan kami, maka jangan salahkan kami yang terdampak habis kesabaran, apapun resikonya akan dihadapi, bahkan nyawa kami siap dipertaruhkan”, tegas Roni saat berbincang dengan wartawan media ini (24/1/2022).
Masih kata Dia, yang membuatnya meradang dengan menegemen perusahaan itu, warga yang tidak jelas permasalahan dari dampak limbah mendapatkan pembayaran kerugian yang mereka sampaikan. Hal itu artinya pihak perusahaan itu menegemanya terkesan sangat amburadul.
Sedangkan kerugian kami yang jelas-jelas ada dan sudah berupaya mencari penyelesaian dengan cara yang sedamai-damainya sejak tahun 2018 hingga 2022 tapi dari pihak Pt. Odira tidak memperdulikan, maka sekali ini jika akhir Januari 2022 ini masih juga mandul jelas kami akan beraksi dan jangan salahkan kami jika aktivitas perusahaan terganggu, ancam Roni dengan nada kesal.
Hal senada juga diungkapkan Khahar salah satu perwakilan warga terdampak. Beliau juga meminta pihak menegemen Pt. Odira jangan mencla-mencle. Sebab kami sudah cukup sabar karena kami paham bahwa perusahaan ini juga merupakan aset untuk Desa kami, tapi sebaliknya dengan aktivitasnya justru menjadi resah kehidupan masyarakat, mendesak pada akhir Januari 2022 ini kami warga terdampak tidak mau main tawar menawar, apalagi hanya diberikan janji-janji palsu saja.
Khahar mengultimatum kepada menegemen perusahaan itu batas waktu akhir Januari ini harus sudah diselesaikan semua tuntutannya sesuai dengan angka yang sudah ada, jika tidak ditepati, mohon maaf tentu aktivitas Pt. itu pasti diperkirakan akan terganggu, sebab kami warga terdampak akan menggelar aksi.
Dibeberkan Khahar, selama 5 tahun berjalan kerugian dari kebun karet produktif kami yang mati itu jika dihitung secara bodoh saja sudah melebihi dari nilai tuntutan yang kami ajukan, maka sekali ini pihak perusahaan jangan coba-coba membujuk kami dengan janji-janji yang tidak jelas dan kami Warga terdampak ini bukan rakyat yang bodoh dan miskin, dengan limbah perusahaan ini dapat mengancam berbagai kehidupan kami, ini yang akan kami desak. Kalau perusahaan itu mau aman, kami minta sebelum akhir Januari ini diselesaikan semua tuntutan kami.
“Ini langkah terakhir kami sebagai warga yang terdampak dan mohon maaf jika aktivitas dari perusahaan bakal terganggu dan resiko apa pun akan kami terima jika perusahaan masih tetap tidak menepati janjinya”, tukas Khahar sembari mempersiapkan materi dan berkas untuk aksi besar-besaran.
Terpisah, via WhatsApp Humas Pt odira, Fadel diminta konfirmasinya terkait ultimatum warga terdampak limbah, hingga beritanya ditayangkan di media ini masih tidak ada jawabanya.(mnn/waluyo)