Penukal Abab Lematang Ilir
medianusantaranews.com
Gedung kesenian yang dibangun dari Dana Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020 disebut diduga posisinya miring dari permukaan tanah.
Hal ini disampaikan salah seorang warga setempat kepada media ini, Jum’at (25/09/2021).
” Itu disebabkan pengerjaan proyek dana desa pembangunan gedung kesenian tersebut terkesan asal jadi ” Ujar warga yang minta namanya diinitialkan ST ini.
” Saya menduga proyek dana desa gedung kesenian itu dikerjakan tidak sesuai spesifikasi ” Imbuhnya.
Dijelaskan ST juga,nampak dari pembesian behel yang digunakan juga disinyalir tidak standar. Sehingga mungjkin itulah penyebabnya.
Belum lama selesai dikerjakan gedung kesenian itu nampak terlihat miring dari permukaan tanah. Disinyalir juga pondasi Gedung Kesenian itu tidak dalam.
ST mengkhawatirkan, Gedung Kesenian Desa Sungai Baung ini terjadi ambruk, dan ini bisat mengancam keselamatan warga desa Sungai Baung saat menggunakan gedung kesenian tersebut.
Untuk diketahui, lanjut ST bahwa dana desa Sungai Baung yang sudah dihabiskan untuk membangun Gedung Kesenian itu adalah Rp 432.752.200.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, Nita ketika dimintai tanggapannya terkait gedung kesenian di Desa Sungai Baung tersebut. Dikatakannya kalau dirinya sebagai ketua BPD tidak banyak tahu perihal bangunan gudang kesenian tersebut.
Karena kata dia, pihak Pemerintah Desa Sungai Baung tidak melibatkan BPD Desa Sungai Baung dalam pembamgunan Gedung Kesenian tersebut.
” Pemerintah Desa Sungai Baung tidak memberitahu RAB Proyek Gedung Kesenian itu kepada BPD ” Ucap Nita, Jum’at (25/09/2021).
” Bukan cuma RAB nya, hal hal lain mengenai pembangunan Gedung Kesenian Desa Sungai Baung, BPD Desa Sungai Baung, tidak banyak tahu ” Terangnya.
Ketua BPD ini juga perna bertanya kepada Kepala Desa Sungai Baung terkait dugaan miringnya bangunan Gedung Kesenian Sungai Baung tersebut.
Tapi Oknum Kepala Desa Sungai Baung, dengan ringannya menjawab bahwa yang membangun gedung kesenian miring itu ” tukang ” bukan Kepala Desa.
” BPD sudah menanyakan kepada Kepala Desa, kenapa bangunan Gedung Kesenian itu miring. Jawaban Oknum Kepala Desa Sungai Baung , MIRING ITU OLEH TUKANG, BUKAN OLEH KADES ” Tukas Nita.
Sama halnya ketika media ini melakukan konfirmasi langsung dengan Kepala Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi “Andi” Sabtu,(25/09/2021). Dia mengatakan Kalau memang gedung kesenian itu ” MIRING ” yang menyuruh bangun miring siapa.
” Kalau memang benar miring yg nyuru bangun miring siapo ”
( Kalau memang benar miring, yang nyuruh bangun miring siapa ) Tulis Kepala Desa terkesan arogan.
Sementara itu terkait masalah ini, LSM P3SS Provinsi Sumatera Selatan menanggapinya bahwa Kepala Desa terhadap desa sebagaimana Undang – Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang berimplikasi Tindak Pidana Korupsi. Dalam hal ini tanggung jawab kepala desa dalam pengelolaan Keuangan Desa memiliki peran yang sangat besar untuk mengelolah keuangan yang diberikan kepada Desa.
Olehnya dalam pengelolaan Keuangan desa, pemerintah Provinsi dan Daerah Kabupaten / Kota, juga Badan Pemusyarwaratan Desa (BPD) mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengawasan terhadap Kepala Desa dalam mengelolah Keuangan desa.
” Kepala Desa tidak bisa menyepelehkan peran BPD didesa ” Ujar LSM P3SS, Ys.
Dibeberkannya, Kepala Desa dalam menggunakan keuang desa, baik DD maupun ADD , ada pertanggung jawabannya dan konsekwensinya. Dalam hal membangun Gedung Kesenian ” Miring ” itu perlu ditelusuri, mengingat dana desa yang sudah dikeluarkan untuk membangun gedung kesenian itu sangat pantastis yakni Rp 432.752.200. Perlu dilakukan audit forensik oleh pihak berwenang.
Lanjut dia, apalagi di desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi, disinyalir banyak permasalahan disini, diantaranya permasalahan pemotongan bansos, anggaran penanganan covid – 19 dan juga permasalahan membangun gedung kesenian yang miring itu. Karena yang dikelolah itu uang negara yang notabene uang rakyat, tidak bisa semau gue.
” Jangan terlalu arogan dalam mengelolah uang desa, sudah banyak buktinya oknum kepala desa masuk terali besi gara gara korupsi dana desa, tinggal lagi pembuktian, nasib naas atau beruntung ” Pungkasnya (AE)