Dilantak Muatan Puluhan Ton Jembatan Tanah Kering Kembali Ambrol

“Jembatan Tanah Kering Kembali Ambrol, Jika Tak Cepat dilakukan Perbaikan ekonomi masyarakat didua Kecamatan bisa lumpuh”

Medianusantaranews.com, (Banyuasin)- Jembatan Tanah Kering di Desa Mukut Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan diketahui pukul 01.00 wib 7 Agustus 2021 tidak dapat dilalui lagi, lantaran tulang besi penyangga lantai patah yang akibatnya dasar jembatan tersebut ambrol.

 

Ambrolnya dasar jembatan tersebut diduga setiap hari dilantak kendaraan yang muatanya mencapai puluhan ton, diduga tidak mampu menahan bebannya membuat sebagian besi tulang penyangga patah membuat dasar lantai pada jembatan runtuh, sehingga transportasi darat satu-satunya yang menghubungkan pusat ibukota Kecamatan Penuguan dengan Ibukota Kabupaten Banyuasin terputus.

 

Dampak ambrolnya dasar lantai jembatan itu akses masyarakat dua Kecamatan mengalami macet total, jika tidak diperbaiki cepat, bisa-bisa kehidupan masyarakat ekstran tersebut seperti era tahun 1980 an, ucap Seno ngaku sebagai warga Pulau Rimau saat berbincang dengan wartawan media ini diloksi beberapa saat yang lalu.

 

Padahal hanya melalui jembatan inilah lintas darat masyarakat Desa didua kecamatan itu, kalau kondisi jembatan itu kembali terputus, jalan kami satu-satunya untuk sampai tujuan ya melalui jalur laut kembali, imbuhnya.

 

Masih menurutnya, jika tidak secepatnya ditindaklanjuti perbaikannya, asli ekonomi masyarakat didua kecamatan itu mengalami menderita kembali, sebab satu-satunya jalan darat hanya melalui jembatan tersebut.

 

“Percuma saja ketika jalan darat yang di setiap primer terus dilakukan perbaikan, jika kondisi jembatan itu tetap dibiarkan untuk berlama-lama ambrolnya”, cetus warga yang terjebak mobilnya tidak bisa melintas.

Jembatan sepanjang lebih kurang 150 meter dengan lebar 4 meter itu yang membentang diatas aliran sungai Mukut tersebut dibangun sekitar 20 tahun lalu dan konon kapasitas tonase di jembatan itu tidak lebih tidak 5-6 ton saja, bukti dilapangan setiap hari dilintasi kendaraan yang bermuatan melebihi tonase bahkan sering mencapai puluhan ton, wajar saja jika jembatan itu jika ada kerusakan pagi di dandan Sore sudah kembali rusak dan saat ini dalam kondisi ambrol tentu akan memakan waktu lama bisa transportasi kembali lancar, karena perbaikanya tidak bisa secara instan begitu saja, tegas warga setempat.

 

Untuk saat sekarang produktivitas para petani didua Kecamatan tersebut sedang melimpah-limpahnya baik hasil padinya, buah kelapa dan kelapa sawit termasuk getah karet dari dua Kecmatan Penuguan dan Pulau Rimau sedang memuncaknya.

 

Efek dari ambrolnya jembatan satu-satunya yang menghubungkan jalan darat itu terputus, tentu kehidupan ekonomi warga jadi delema kembali terjadi pada tahun 2021 ini, keluhnya sembari berharap Pemerintah dan DPRD baik dari Kabupaten Banyuasin maupun dari Prov. Sumatera Selatan termasuk pihak perusahaan yang ada didalamnya segera bertindak cepat untuk melakukan perbaikan.(mnn/waluyo).




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *