Medianusantaranews.com, Banyuasin- Semenjak diberlakukan penyekatan arus mudik lebaran Idhul Fitri 1442 Hijiriah tahun 2021 ini kata Anang pengawas SPBU di Pangkalan Balai Kecamatan Banyuasin 3 Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan ngaku dari business BBM tempatnya bekerja mengalami kerugian waktu dari hari-hari diberlakukan penyekatan tersebut.
Dijelaskannya, kalau hari-hari biasanya stok BBM Jenis Premium dan Solar hanya butuh waktu paling lama 3-4 jam saja sudah habis, tapi setelah Pemberlakukan penyekatan arus mudik saat ini membutuhkan waktu bisa 10 jam bahkan lebih stok BBM Jenis Premium dan Solar baru habis, itupun tidak terlihat antri.
Kalau masalah stok BBM Jenis Premium dan Solar masih standard belum ada penambahan, untuk jenis premium standar 8 ton demikian juga BBM Jenis solar. Sekalian ada tambahan Kouta BBM untuk dua jenis itu dalam sepekan hanya 2-3 kali saja dengan isi yang sama.
“Jadi kelau kerugian hasil penjualan tidak ada, karena stok Kouta BBM Jenis Premium dan Solar tidak berubah, kerugiannya dirasakan hanya waktu penjualannya saja agak molor, mengenai pembeli menggunakan Derigen diakui ada, tapi itu khusus untuk BBM jenis Pertamax dan Pertalite, sebab kalau punya Tanki penampungnya mau berapa minta oleh Pertamina dikirim”, tutupnya.
Berbeda, Kelik (41) warga Betung pemilik agen usaha angkutan penumpang jalur lintas Jawa- Sumatera kepada wartawan media ini ngaku sejak ada pelarangan mudik lebaran tahun ini diberlakukan dari tanggal 6-17 Mei 2021 lalu, usahanya saat ini benar-benar gigit jari, ketika diberlakukan larangan mudik P.O salah satu usaha miliknya langsung kunci pintu.
“Kalau biasanya sebelum ada pemberlakuan larangan mudik selama sepekan ada lonjakan penumpang baik yang tiba maupun yang pergi ke Jawa membludak, tapi tahun ini faktanya benar-benar NOL”, jelasnya lesu.
Lebih menajam lagi dari dampak larangan mudik yang diungkapkan oleh pengemudi yang satu ini viral vidionya diberbagai media sosial yang pada intinya dengan diberlakukan larangan mudik hidup dirinya merasa banyak terancam, tak ada penghasilan, dikejar storan kredit kendaraan, anak istri dikwatirkan bisa mati kelaparan, keluhnya meratapi nasibnya.
Sementara Pemilik usaha Rumah Makan Musi Indah diruas Jalintimsum di Desa Bukit Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan selama pemberlakukan larangan mudik lebaran Idhul Fitri 1442 Hijiriah tahun 2021 ini omzetnya mengalami penurunan hingga 99 persen dari hari-hari biasa.
Menurut pegawai yang meminta tidak disebut jatidirinya itu dalam pemberitaan menjelaskan rumah makan tempatnya bekerja itu sangat bergantung dengan adanya armada Bus AKDP dan AKAP, karena adanya larangan tersebut tidak armada melintas sama sekali.
Untuk saat ini masih dibuka 24 jam lanjut Dia itu hanya sekedar mengkaryakan karyawan yang juga tidak bisa mudik dikampung, maka rumah makan ini masih tetap dibuka, sekali pun sepi tapi masih ada saja pelanggan yang masih mampir makan terutama para sopir truk yang selama ini tidak pernah ada, pun itu tidak banyak.
“Jumlah karyawan lumayan banyak dan tidak dipulangkan walaupun kondisi sepi semacam ini, tapi Bos kami orangnya sangat bijaksana, jadi kawan-kawan ini tetap dikaryakan, sedang gajih mereka pun tidak berubah masih tetap seperti bulan-bulan sebelum ada larangan mudik ini”, ungkapnya dengan nada memelas. (MNN/asta/waluyo)