Kunjungi Pemkab Lampung Selatan, Direktorat Litbang Bakamla RI Jajaki Kerjasama

LAMPUNG SELATAN,MNN.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan mendapat kunjungan dari Tim Direktorat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI), Selasa (21/7/2020).

Kedatangan rombongan Bakamla RI yang dipimpin Kasubdit Kerjasama Litabang, Kolonel Bakamla Agus Hariyanto, M.Han disambut hangat Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Thamrin, S.Sos, MM, beserta sejumlah pejabat utama, di Aula Krakatau, kantor bupati setempat.

Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Thamrin memaparkan kondisi geografis Kabupaten Lampung Selatan. Terutama potensi kelautan yang ada di daerah itu.

“Lampung Selatan memiliki luas 2.007 kilometer persegi. Terdiri dari 17 kecamatan, dengan luas 173.000 hektar lebih yang mengelilingi ujung Sumatra. Tentunya ini mempunyai potensi yang sangat besar, disepanjang pantai ini,” paparnya.

Thamrin juga menyebut Kabupaten Lampung Selatan memiliki sejumlah kecamatan yang langsung berhadapan dengan pesisir pantai. Seperti Sidomulyo, Kalianda, Rajabasa, Bakauheni, dan Ketapang.

“Sebagian besar potensi wisata. Namun ada juga yang mendirikan tambak, serta kawasan industri lainnya,” tuturnya.

Sementara, Kolonel Bakamla Agus Hariyanto mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka menjalin kerjasama dengan Pemkab Lampung Selatan. Khususnya mengenai pengembangan potensi laut yang dimiliki kabupaten pintu gerbang Pulau Sumatera ini.

“Tujuan kami ini untuk menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Karena disini memiliki banyak daerah pesisir pantai,” ujar Agus Hariyanto dalam sambutannya.

Lebih lanjut dia menambahkan, berkurangnya lahan di daratan yang dapat diolah menjadi lahan pertanian, membuat laut sebagai potensi yang dapat dikembangkan. Apalagi kata dia, nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan pelaut yang hidup dari laut.

“Selama ini kita tahu Indonesia Bangsa agraris. Tapi dulu ketika kecil kita sering mendengar lagu nenek moyang kita adalah pelaut karena memang banyak sekali sumber daya laut yang dapat kita manfaatkan, yang tidak bisa habis dengan begitu saja. Tetapi tetap harus dilestarikan,” katanya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *