Banyuasin, MNN- Pengakuan yang polos dilontarkan oleh Kasirin salah kepala kekuarga dari 1.310 KK yang tinggal didesa Sukamulya Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan ini, selama ini saya belum pernah dapat bantuan dari pemerintah apalagi suruh diam dirumah tidak pernah mendapat bantuan dana covid sama sekali (blas).
Dari 1310 KK didesa ini yang mendapat dana covid ada 177 KK itu selain warga yang status masih aktif sebagai PNS, anggota TNI dan Polri serta Karyawan BUMN atau yang tak layak mendapatkanya karena golongan ekonomi mampu dan golongan ekonomi seperti saya ini yang hanya sebagai pekerja buruh srabutan malah tidak dapat dan masih banyak yang lebih miskin lagi sejak lama banyak yang tidak boleh, itulah saya dan para tetangga ikut hadir kekantor desa ini guna mendapatkan dana bantuan covid, jelasnya.
” Kaitan covid ini saya belum pernah dapat sama sekali (blas), maka saya ikut datang kekantor desa ini selain mempertanyakan masih boleh apa tidak juga saya ingin minta dana itu sebab selama ini saya diminta diam rumah tidak ada penghasilan dan sudah kelaparan semua anak dan istri saya,” ungkapnya.
Pada aksi warga Sukamulya yang dilakukan diujung bulan puasa lalu, kemudian saya bersama keluarga saya berusaha mendatangi rumah Camat Betung M Sobir dan dari sana saya dapat penjelasan, maka hari ini (27/5/2020) bersama ratusan warga lainya ingin menanyakan dengan Kepala Desa.
Dari keterangan salah seorang perangkat bahwa namanya terdaftar didata Warga Miskin lama, tapi masih saja tidak dapat didaftar miskin baru juga tidak ada, jadi siapa saja yang diusulkan ke Pemerintah, kok nama saya tidak ada semua, tanyanya.
Padahal yang menjadi tanggungjawab saya dalam tumah tangga saya itu selain kedua orabg tua yang sudah tua renta dan masih ada anak, sedangkan selama disuruh diam dirumah saya tidak ada penghasilan dan harapanya selama ada covid bisa mendapat bantuan dana itu, namun buktinya blas tidak boleh apa-apa, tutupnya.
Ditempat yang sama disampai mbah Slamet (74) yang tinggal bersama istri anaknya juga tidak pernah dapat apa-apa dari pemerintah selama disuruh diam dirumah, jadi ubtuk kebutuhan hidup sehari-hari dibantu oleh anak yang lain, kalau tidak ada kiriman dari anak ya bisa mati kelaparan mbah ini nak, nyebut wartawan media yang membincanginya.
“Aku ini sudah tuli dan penglihatan sudah tidak jelas lagi, maka mbah datang kekantor desa ini selain ingin menanyakan masih boleh bantuan apa tidak juga sedang mencari mbah edok (istrinya) yang meninggalkan rumah lebih dulu”, bebernya dengan logat bingung.
Sementara Kades Sukamulya Eko Susanto diruang kerjanya mengatakan dari jumlah yang sudah terdata itu akan dilakuian revisi kembali dan bantuan covid ini bukan dari dana desa saja, karena ada dana Kemensos, dana APBN, dana APBD dan ada dana BNPT juga ada bantuan berupa sembako, jelasnya.(Waluyo)