Banyuasin, MNN- Pemerintah memberlakukan Lockdown atau tinggal diam di rumah, kecuali yang ada kepentingan prinsip, kehidupan warga didua Desa dalam Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan saat ini lebih memprihatinkan, Pasalnya, selain sudah tinggal diam dirumah ditambah rumahnya terendam banjir sudah hampir sebulan lalu hingga sampai hari ini belum ada sama sekali bantuan apapun dan terancam kelaparan.
Dua Desa yang sudah lebih dua bulan terendam banjir yang airnya hingga setinggi Dengkul alias lutut orang dewasa itu ada di Desa Karang Anyar dan Desa Karang Mulya Karang Agung Ulu Kecamatan Tungkal Ilir
” Sampai hari kami masyarakat yang hidup dikepung banjir hampir dua bulan ini belum ada sama sekali bantuan baik dari Pemerintah maupun dari para dermawan, ditambah adanya peraturan Pemerintah memberlakukan tinggal dirumah, maka kami takut keluar rumah karena Covid-19″, ucap Sarkem warga setempat saat kontak dengan wartawan media ini beberapa saat yang lalu.
Masih kata dia, bagi mereka yang ada keluarga bisa kontak dengan minta bantuan, karena stok pangan mereka habis, kalau yang kaya, sepertinya warga ektransmigrasi tidak ada sebab harapan hidupnya selama ini dari hasil kebun sawit dan padi sawah, karena banjir sudah sebulan ini laha usahanya tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan wajar masyarakat didua desa ini bakal terancam mati kelaparan, tutupnya.
Via telepon menjelang waktu Saur (03/04/2020) Kades Karang Mulya Muchtar saat dikonfirmasi membenarkan kalau desanya sedang terendam dan terparah sudah dua minggu ini terparah, karena hujan lebat terus turun dan airnya saat ini mencapai paha orang dewasa.
Dikatakan Kades yang membuatnya sedih saat ini warga khususnya Muslim yang sedang menjalankan Ibadah Puasa Ramadhon, aktivitas tidak ada dan hingga saat ini belum ada sama sekali yang namanya bantuan dari Pemerintah, kalau dari perusahaan disekitar desanya ini ada bantuan berupa sembako seadanya.
Efek hujan terus sarana transpotasi jalan darat menuju didesanya terganggu, karena kondisinya hancur berlumpur, jika ada satu kendaraanyang terjebak lumpur jelas aktivitas masyarakat kami lumpuh total ditambah banjir belum ada tanda-tanda akan surut, sebagai Pemdes pun dengan alam yang kondisinya semacam ini tidak bisa berbuat banyak dan hanya berharap jika ada bantuan, keluhnya.
Hal serupa dikeluhkan Ngalimin Kades Karang Anyar bahwa desanya sudah mulai direndam banjir sejak bulan Februari 2020 lalu hingga hari ini dan kwatir masih akan bertambah besar volume airnya dan saat ini genangan air sudah setinggi 25-40 cm untuk yang berada diposisi darat, kalau yang disepanjang posisi rendah ada yang sudah setinggi pinggang orang dewasa airnya.
Masih kata Ngalimin, dampak banjir itu membuat aktivitas ekonomi masyarakat menjadi susah, sedangkan belum ada bantuan sama sekali dari Pemerintah, sementara mau keluar rumah warganya takut, kabarnya ada bantuan efek Covid-19 itu cuma informasi saja, karena sampai saat ini tidak jelas kapan didapatkan itu, sedangkan stok sembako masyarakat sudah mulai menipis.
Sebagai Pemerintah Desa dengan dihadapi kondisi macam begini tidak bisa berbuat banyak, sementara warganya bisa terancam kelaparan, sementara produksi petani pun tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup, jelasnya sembari mengucap semoga ada perhatian dari berbagai pihak guna menanghulangi banjir yang merendam permukiman warga. (waluyo).