Palembang, MNN- Saya harus memutar otak 360 derajat pak selama ada pemberlakukan pembatasan membawa penumpang, bisa selamat mempertahankan diri sebagai pekerja dan tetap semangat dalam kesulitan, bagaimana akalnya tempat perusahaan bekerja juga masih mampu membayar gaji, sekalipun perusahaanya nyaris mengalami kebangkrutan, maka saat dalam perjalanan kemana pun arahnya bisa sampai tujuan dengan selamat, mungkin cara berpikir semua pengemudi Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) untuk saat ini, ucap Hasan (46) Sopir Bus AKAP saat dijumpai wartawan media ini di Rm Musi Indah Betung Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (21/4/2020).
Bus saya ini khusus jurusan Jawa Barat-Pekan Baru, kalau dulu belum ada pembatasan membawa penumpang sesuai jumlah kursi sebanyak 47 orang penumpang dan selama ada pembatasan membawa penumpang isinya saat ini hanya 7 orang penumpang saja.
Seperti biasanya kalau belum ada pembatasan membawa penumpang dulunya dalam satu hari jurusan rute kami ada 4 unit Bus berangkat ada 4 unit Bus kembali. Tapi semenjak diberlakukan peraturan itu sudah sebulan ini 1 unit Bus berangkat dan 1 unit Bus yang kembali.
Padahal kalau menghadapi musim libur panjang dan bulan suci Ramdhon jumlah penumpang meningkat termasuk perusahaan kami menambah jumlah armadanya disetiap rute, namun tahun ini berbalik faktanya, justru ratusan Bus dikandangkan termasuk termasuk pekerjanya dirumahkan, tutup Hasan sembari mengucap bagaimana selamatkan anak dan istri yang selalu menunggu dirumah.
Asep (34) warga Tembilahan Pekan Baru Riau mengaku sudah satu bulan lalu menunggu Bus dari Garut Jawa Barat tujuan Riau dan baru dapat Bus ini kemarin. Saya berangkat kemarin dari loket Bus ini di Garut tujuan ke Riau bersama 7 orang penumpang termasuk anak saya ini dan mereka rata-rata sudah memesan satu bulanan semua.
Dikatakan Asep, kami ini nasibnya sama saja dengan Sopir Bus itu, kami sebagai penumpang susah karena menunggu kapan bus yang akan ditumpangi berjalan dan kapan bus berangkat tapi masih menunggu kapan ada penumpangnya maka kami hanya bisa tertawa saja yabg tersisa dalam kondisi semacam ini, tutur pak Guru disalah satu sekolah Dasar di Pekan Baru ini.
” Saya memang asal dari Garut Pak, tapi saya sudah menetap di Riau lama, saya ini dari Garut menjemput anak yang memondok di Pesantren, karena sudah diliburkan, maka saya jemput pulang ke Riau dan saya mengajar disana (Riau,red)”, jelasnya seraya mengatakan terkait Covid-19 dan zona merah daerahnya itu hanya ramai di Medsos saja, sebab warganya masih biasa saja aktivitasnya.
Sementara, pengelola Full Bus di Rm. Musi Indah Betung HM. A. Gani mengatakan selama diberlakukan aturan dari Pemerintah bahwa penumpang Bus dibatasi, jumlah armada yang masuk di Full ini mengalami penurunan dratis, sebelum ada aturan itu untuk armada AKAP Lorena saja ada 4-6 bus, Groub Bus IMI dan belum jenis Bus lainya yang sudah ada kerjasama dengan Rm ini dalan setiap harinya antara 20-30 bus.
Masih kata Pak Haji yang biasa disapa ini menambahkan, untuk sebulan ini Bus AKAP naupun AKDP yang masuk di Rm sebagai Full Control secara keseluruhan 3-5 Bus saja pun penumpangnya dibatasi, termasuk jenis travel dan itu semua sebagai perwakilan sekaligus tidak memutus dalam kerjasama, siapatau pemberlakuan pembatasan membawa penumpang itu berakhir, peluang mereka tidak berubah, tapi kapan corona itu dinyatakan aman oleh Pemerintah?, tanyanya dengan nada pilu karena dompetnya pun menipis akunya.
Dari pantauan media ini dampak sepi bus masuk dan jumlah penumpang sedikit, tentu berpengaruh daya beli dirumah makan itu, bahkan terlihat yang satu lokasi sudah ditutup dan sebagaian tenaga kerjanya sudah dirumahkan.Sampai berita ini ditayangkan oleh media ini, Rumah Makan yang diketahui ada ratusan tenaga kerjanya belum diminta konfirmasinya terkait dampak covid-19 terhadap omsetnya.(waluyo)