Banyuasin, MNN- Lebatnya hujan yang terus mengguyur diwilayah Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan sepekan lalu membuat luapan airnya menggenangi ruas jalan Padat Karya Desa Bengkuang Kecamatan Suak Tapeh yang airnya hingga setinggi pinggang orang dewasa. Dampak dari luapan air hujan tersebut, pengendara roda dua yang hendak melintas dijalan itu harus rela ditandu.
Menurut informasi warga yang dapat dipercaya kebenarnya mengatakan bahwa ketika itu hujan turun cukup lebat dari tengah malam hingga esok paginya, sehingga kuapan air sampai mengenangi ruas jakan hibgga setinggi pinggang orang dewasa, tapi saat itu hujan merata diseluruh wilayah Kabupaten Banyuasin dan salah satunya hujan lebat mengguyur diwilayah Kecamatan Suak Tapeh dan yang terparah terapat grnabgan airnya di Desa Bengkuang.
Dampak hujan cukup deras dan efek dari Daerah Aliran Sungai (DAS) didaerah itu tidak terpelihara dengan baik, akhirnya dari luapan air hujan itu membuat jalan penghubung dari Desa Bengkuang ke Desa lainya melalui jln Padat Karya digenangi air. Untuk Kendaraan jenis mobil tidak bisa melintas karena air setinggi 1 meter, namun bagi pengendara sepeda motor bisa melintas dengan cara ditandu.
” Hujan sangat lebat membuat Jalan Padat Karya di Desa Bengkuang membuat akses jalan digenangi air cukup tinggi,” kata Adam warga Suak Tapeh seraya menambahkan yang penyebabnya saluran sungai tertutup sehingga air tidak lancar mengalir dan perlu dilakukan normalisasi DAS didesa itu.
Masih Menurutnya, banjir ini membuat akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan. Motor tak bisa melintas, maka harus jasa orang lain dengan cara ditandu. Jika datang hujan lagi warga setempat meminta pertolongan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuasin, untuk bantuan perahu karet bagi ibu – ibu dan anak yang hendak melintas.
Sementara itu, Staf Khusus Pemkab Banyuasin bagian publikasi media Minggu (12/4/2020) kemarin ketika diminta diminta konfirmasinya wartawan mengatakan, terkait banjir yang melanda Jalan Padat Karya Desa Bengkuang Suak Tapeh, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan BPBD yang sekarang lagi fokus menangani wabah virus Corona (Covid – 19).
Bisa jadi menurutnya, banjir disebabkan karena gorong – gorong atau saluran air di sisi kanan dan kiri tertutup sampah kayu hutan. Sehingga menyebabkan kebuntuan saluran air. Namun, hingga kini pihak pemerintah Desa setempat belum melaporkan situasi terkini baik banjir maupun pencegahan Covid – 19 secara tertulis.
” Namun demikan kata stapsus terimakasih informasinya, segera akan dikoordinasikan kepada BPBD dan dinas kesehatan serta dinas terkait lainya untuk mengantisipasi tergenangnya pemukiman warga,” ucapnya sembari berjanji akan menurunkan tim kesehatan agar segera membuka posko kesehatan di Desa itu. (waluyo)