Jakarta
medianusantaranews.com
Kawan-kawan anggota IWO di mana pun berada, selamat pagi dan tetap semangat.
Hari ini kita menyaksikan wajah dunia yang sedang berduka. Covid 19 yang terkenal dengan sebutan corona, sedang menjadi teror virus paling menakutkan. Virus yang berasal dari Wuhan, kini sudah mengintip di pintu-pintu rumah warga seluruh dunia.
Gara-gara Corona, hubungan antar-manusia, antar-bangsa mengalami gangguan yang tidak menyenangkan, yang berakibat pada merosotnya bidang ekonomi, kedukaan di bidang agama, dan yang paling mencemaskan adalah soal kemanusiaan.
Kita bisa membayangkan, betapa Tiongkok kini seperti negara yang sedang terhukum secara ekonomi dan politik. Sebab nyaris tak ada transaksi perdagangan terhadap barang-barang yang disinyalir bisa ditumpangi oleh si corona, hubungan diplomatik pun merenggang dengan beberapa negara yang menyetop impor barang dari Negara Tirai Bambu itu.
Kedukaan di bidang agama kini sangat dirasakan oleh umat muslim seluruh dunia yang sangat sedih menyaksikan ka’bah sunyi dari orang-orang tawaf, salah satu rangkaian ritual ibadah umroh dan Haji yang kerap disimbolkan sebagai perputaran waktu semesta.
Maka kini, ketika manusia diancam ketakutan, ritual perjumpaan antar-manusia pun mulai berkurang drastis. Maka, jika biasanya kematian seorang kerabat menjadi silaturahmi kawan-kawan yang lama tak bertemu, kini menjadi kepedihan yang berlipat-lipat bagi keluarga yang sedang berduka, sebab sangat sedikit pelayat yang datang akibat ketakutan tertular corona.
Kawan-kawan anggota IWO di mana pun berada, corona adalah kenyataan yang sedang kita hadapi bersama. Corona adalah juga bagian dari perjalanan bumi dan umat manusia. Sejak zaman dahulu kala, umat manusia sudah berkali-kali didera oleh berbagai macam wabah, mulai dari cacar, kolera, TBC, kusta, flu burung, flu babi, cacar monyet, HIV Aids, ebola, dan lain sebagainya. Virus-virus itu datang dan pergi berulang kali, menggenapi takdir umat manusia. Maka dari semua virus yang menyerang, Tuhan pun senantiasa menyertakan penawar atau obat melalui penelitian para pakar kesehatan.
Kompas.com memberitakan, anti-virus corona pun ditemukan. Peneliti dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor diberitakan menemukan kandidat potensial dari bahan alami untuk menuangkan virus corona.
Kelompok vaksin dari University of Queensland di Australia, telah mengumumkan bahwa mereka sudah mengerjakan sebuah prototipe menggunakan teknik yang dinamakan “molecular clamp”, sebuah teknologi yang menakjubkan. Ini hanya sebuah contoh yang bisa membuat pembuatan vaksin pada masa depan menjadi lebih cepat. Prototipe vaksin ini akan segera di tes ke manusia.
Salah satu anti virus yang sudah diuji coba pada manusia adalah remdesivir, sebuah anti virus dengan spektrum luas yang masih dalam penelitian yang sudah diuji coba melawan Ebola dan SARS/MERS.
Kandidat lainnya adalah chloroquine, sebuah anti-malaria yang juga punya kekuatan hebat melawan virus.
Menurut laporan worldometers, kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 18605, meninggal 7.171 orang, sembuh 79.881. Sementara 89.390 (94%) dalam kondisi ringan, dan 6.163 (6%) dalam kondisi kritis.
Melihat data – data di atas, kita pun harus optimistis. Bahwa corona pun ada penangkalnya, ada obatnya. Selain obat, yang tak kalah penting adalah pola hidup sehat dan senantiasa berpikir baik tentang diri dan orang lain. Sebab konon, semua yang terjadi pada diri kita datangnya berawal dari dalam diri kita.
Maka marilah kawan-kawan IWO di mana pun berada, tetaplah semangat menjalani hidup. Sampaikan lah berita yang juga memberi semangat kepada pembaca kita.
Semoga Tuhan Yang Kuasa senantiasa melindungi kita. (IWO)