Banyuasin, MNN- Sekitar 25 persen dari kurang lebih 10 ribu hektar sawah petani padi yang tersebar diwilayah Kecamatan Selat Penuguan Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan terancam tidak bisa panen, Pasalnya, sejak musim tanam Nopember 2019 mulai padi berumur 2 bulan yang pertama langsung diserang hama Kresek, setelah itu diserang hama Wereng terakhir diserang hama jenis ulet dan efeknya padi tersebut belum sempat berisi sudah patah leher, padahal umumnya padi itu bisa dipanen normalnya sejak tanam berumur 100 hari. Karena ada serangan hama, selain waktu panenya molor bahkan tidak menghasilkan atau gagal panen
Upaya petani untuk menanggulangi serangan hama Kresek dilakukan penyemprotan menggunakan jenis obat seltima dan filia yang masing-masing harga obat teraebut per setengah liter Rp 200 ribu, untuk serangan hama Werang menggunakan obat Stadium dan Plenum yang masing-masing harganya perliter Rp 250 ribu, sedangkan untuk upaya pengobatan hama ulat menggunakan obat Baikap Bayer yang harganya Rp 70 perliter dan Reagen harganya Rp 78 ribu perliter.
Petani padi sawah diwilayah tersebut paling sedikit mengolah lahan usahanya minimal seluas 2 hektar dan untuk menanggulangi serangan hamanya setiap hektar sedikitnya harus mengeluarkan dana Rp 1.500.000, untuk pengobatanya, belum termasuk biaya pengeloahan lahan sedikitnya Rp 800 ribu, Bibit 2 karung Rp 600 ribu, biaya pupuk sekitar Rp 400 ribu dan racun rumput 6 liter Rp 300 ribu.
Maka untuk biaya tanam padi sawah dalam satu hektarnya jika dalam kondisi seperti musim panen sekarang ini yang diserang hama semacam itu, para petani harus merogoh kantong lebih dalam yang totalnya mencapai Rp 3.600.000- perhektar, sedangkan petanti diwilayah tersebut sedikit lahan garapan seluas 2 hektar bahkan lebih luas lagi ada, kalau dalam kondisi tanpa ada serangan hama seperti saat ini dalam satu hektarnya cukup dengan Rp 2.500.000_ sudah cukup, terang Sukardi (59) salah petani padi sawah diwilayah Selat Penuguan saat dijumpai wartawan media ini dikediamanya (11/3/2020).
Jika dalam kondisi normal hasil panen padi perhektarnya mencapai rata-rata 5 ton gabah kering panen atau lebih kurang 90 karung, tetapi jika ada serangan hama semacam itu perhektarnya hanya menghasilkan kira-kira boleh 10 hingga 20 karung gabah kering panen saja itu sudah disebut beruntung, katanya.
Dikatakanya, untuk musim panen awal tahun 2020 ini yang sawahnya diserang hama tersebut penanggulanganya dilakukan penyemprotan secara massal bahkan petugas lapangan dari Dinas Pertanian melalui PPL setempat turun kelapangan, namun padi para petani itu masih saja banyak yang tidak panen, sambung Mantuki yang juga petani padi sawah yang habis tidak bisa panen, tutupnya.(waluyo)