BANDARLAMPUNG,MNN.com — Didirikan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 53/2017 dan perubahan Perpres 133/2017 sejak 19 Mei 2017 hingga kini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terus melakukan perkuatan program monitoring keamanan ruang siber sebagai bagian kehadiran negara melindungi kedaulatan bangsa-negara dan rakyat Indonesia.
Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopkamsinas) BSSN, pemegang operasi keamanan siber Indonesia yang meliputi pemantauan, pusat kontak siber, serta tata kelola keamanan informasi dan infrastruktur siber nasional, sepanjang 2019 menerima 4.224 aduan insiden siber dari masyarakat.
Laporan diterima melalui surat elektronik (e-mail), telepon, maupun kunjungan langsung. Sebanyak 3.523 laporan (83,4 persen) dari seluruh laporan masuk dapat diverifikasi, 16,6 persen lainnya tidak dapat dikonfirmasi.
“Sepanjang tahun 2019, sistem monitoring nasional Mata Garuda BSSN mencatat 290,3 juta serangan siber menyasar Indonesia. Serangan siber terbesar didominasi oleh serangan dengan menggunakan metode malware,” kata Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, Jum’at (6/3/2020).
Dikutip dari laman BSSN, diakses Sabtu dini hari (7/3/2020), badan pemerintah yang bertanggung jawab langsung pada presiden, dibentuk guna menjamin terselenggaranya kebijakan dan program pemerintah bidang keamanan siber dan persandian negara ini, telah menerbitkan Laporan Tahunan 2019.
Disamping angka 290,3 juta serangan siber Januari hingga Desember, laporan berjudul Indonesia Cyber Security Monitoring Report 2019 terdiri 41 halaman itu menguak data serangan terbesar datang dari internet protocol (IP) Address berbasis di Amerika Serikat. Ada pergeseran dibanding 2018, yang mayoritas berasal dari dalam negeri.
Bagian Komunikasi Publik Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat BSSN menginfokan laporan berisi ikhtisar jejak digital keamanan siber Indonesia, sekilas informasi tentang P3-BSSN, hasil monitoring keamanan siber, dan laporan aduan publik.
Format digital laporan ini bebas akses bebas unduh untuk disebarluaskan, melalui pranala https://bssn.go.id/laporan-tahunan-2019-pusopkamsinas-bssn/. Publikasi bertujuan agar hasil kerja Pusopkamsinas BSSN dapat diketahu, dimanfaatkan publik secara luas.
Dari Lampung, praktisi teknologi informasi dan komunikasi digital, CEO Darmajaya Corp Davit Kurniawan CcNA, menyebut publikasi BSSN penting bagi upaya literasi digital dan tumbuh kembang semangat bela negara.
Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Lampung M Isan Supriyadi senada. Menurutnya, laporan BSSN ini kaya faedah. “Pengguna internet kita 171,2 juta orang. Satu ceruk pasar yang luar biasa. Sisi negatif teknologi internet, kejahatan digital dan cyber attack lainnya mesti terus dicekal. Kami bagian dari masyarakat industri siber di daerah juga berkepentingan mem-back up kinerja keamanan siber nasional kita,” bilang dia, dikonfirmasi Sabtu pagi. [red/Muzzamil]