Wabah DBD Serang Muba ada 164 Pasien, 2 Meninggal Dunia

Musi Banyuasin, MNN-Tahun ini dari Januari sampai dengan 10 Februari 2020 yang tercatat di RSUD Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan ada sebanyak 164 pasien dampak dari serangan virus Demam Berdarah (DBD). Dari sejumlah itu ada 2 meninggal dunia 1 pasien meninggal dalam perawatan di RSUD Banyung Lencir 1 pasien meninggal setelah dirujuk 4 hari di Rs. Jambi.

Informasi dihimpun serangan wabah DBD tersebut dari 2 Desa dalam Kecamatan Tungkal Jaya sudah lebih 15 orang dan yang sangat parah terjadi di Desa Sumber Harum Kecamatan Bayung Lencir dan sudah ada yang meninggal dunia, terang Kepala RSUD Bayung Lencir dr. Diyanti Novitasari saat diminta konfirmasinya melalui Kasubag TU Alfi Manala, S.Kep. MH pada Senin (10/2/2020).

Manala menambahkan, pasien DBD itu terbanyak sejak akhir Januari 2020 lalu sampai tidak tertampung diruang rawat inap dan banyak juga yang kita rujuk di Rs. Mahatir Jambi setelah 4 hari dirawat kemudian meninggal dunia.

Dikatakan Manala, selain di wilayah Kecamatan Tungkal Jaya ada Desa yang terparah di Desa Sumber Harum, ada satu keluarga 5 orang terkena semua, mulanya suami yang kena, usai dirawat dua hari istrinya menyusul lalu ketiga anaknya pun terkena, tetapi dapat terselamatkan semua.

” Yah semuanya dirawat inap di RSUD kita ini dan yang terparah dari wabah DBD itu terbanyak di Desa Sumber Harum, namun kalau hari ini sudah terlihat menurun pasien DBD yang masuk, tapi entah kalau langsung ke Rs. Jambi, sebab kebanyakan masyarakat Muba diwilayah Timur ini jika sakit banyak yang dirawat di Rs Jambi”, jelasnya.

Untuk masyarakat Muba untungnya sudah memiliki E-KTP, itu yang memudahkan kita memberikan pelayanan melalui BPJS dan ada yang susah jika pasien memiliki NIK ganda, bila pasien BPJS itu dirawat lebih dari 3 hari pihak Rumah Sakit tentu merugi dan prisedur klaim pun di BPJS itu tidak mudah dan tak mungkin kita pihak RSUD ini memulangkan pasien itu masih dalam kondisi belum sehat, keluhnya.

” Jika semakin lama pasien BPJS itu dirawat inap tentu makin membengkak kerugian bagi RSUD ini, tetapi tidak mungkin RSUD ini memaksa memulangkan pasien dalam kondisi masih sakit, sedangkan pasien DBD saja ada yabg 6 hari dirawat belum sehat, itu yang menjadi delema pihak RSUD disini”, tutupnya.

Terpisah, Kades Sinar Harapan Tungkal Jaya, Jumali saat dijumpai wartawan media ini ruang kerjanya membenarkan kalau warganya lebih dari 10 orang yang menjadi pasien DBD, ada yang dirawat di RSUD Bayung Lencir juga ada yang langsung ke Rs Jambi.

Jumali menambahkan, yang menjadi pasien DBD itu tidak hanya anak-anak saja melainkan ada remaja bahkan ada orang tua, namun puluhan warganya tidak ada yang meninggal dari DBD itu dan yang banyak terkena mereka yang di luar Desa ini, mereka indekos di Bayung Lencir, jelasnya.

Sementara sampai saat ini belum ada tindakan yang serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muba guna menekan penyebaran wabah DBD tersebut yang sedang menghantui kehidupan masyarakat diwilayah kerja RSUD Bayung Lencir dan berita ini ditayangkan Kadinkes Muba belum diminta konfirmasinya. (zul/waluyo)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *