Palembang, (MNN)- Terjadinya kasus aksi illegal drilling dan illegal tapping di sejumlah wilayah penghasil minyak di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan sampai saat ini diakui Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto karena adanya dugaan keterlibatan kerjasama dengan oknum orang dalam, ucapnya ketika diwawancarai wartawan dari berbagai media usai membuka acara ‘Facility Management Forum 2019’ di Hotel Santika Premiere dikawasan Bandara SMB II Palembang, Rabu (13/11/2019).
Dikatakan Dwi, selain keterampilan dan peralatan juga dibutuhkan pengetahuan untuk melakukannya. Karena aksi itu, dibutuhkan pengetahuan atau skill khusus, maka ada kaitannya dengan dugaan oknum orang dalam semakin menguat,” tegas mantan Dirut PT Pertamina (Persero) periode 2014-2017.
Untuk itu, lanjut Dwi, pada 2020 nanti pihaknya akan melakukan penertiban dan memberikan tindakan tegas kepada oknum yang terlibat aksi illegal tersebut, untuk itu dalam penanganan akan melibatkan unsur TNI dan pihak Kepolisian.
“Untuk penanganan Illegal Driling, ataupun Illegal Tapping itu, kami sudah menandatangani MoU dengan Panglima TNI, harapan kami nanti hal-hal ini dapat tertibkan juga bersama-sama u sur TNI dan Kepolisian,” katanya.
Dwi menegaskan, untuk pengamanan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada TNI-Polri dalam menertibkan dan pengusutan keterlibatan orang dalam pada kasus illegal drilling dan tapping.
Ketika disinggung soal target produksi minyak pada 2020 nanti, dikatakan Ketua Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (IK-ITS) ini ditargetkan sebesar 750.000 barel oil per day dan untuk produksi gas dipatok kira-kira 1,2 barel ulqi falen per day, sehingga total yang kita harapkan produksinya sekitar 2 juta barel ulqi valen,” tutup Dwi menyudahi perbincanganya.(waluyo)