H. Askolani : Banyuasin Punya Pulau Mirip Raja Ampat dan Kawasan Wisata Sungai Mekong Vietnam


Banyuasin, medianusantaranews.com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan menyakinkan bahwa kawasan perairan wilayah Desa Sungsang 2, Kecamatan Banyuasin II sebagai lokasi wisata yang potensial untuk dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Penelitian serta Pengembangan (Litbang) Kabupaten Banyuasin, Erwin Ibrahim mengatakan, dari beberapa pulau yang ada di antaranya sangat potensi dalam pengembangan ekowisata.

Seperti Pulau Ekor Tikus atau Pulau Alangan Tikus yang dapat dikujungi dengan melalui akses jalan sungai dan laut yang tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Tanjung Api Api (TAA). Waktu tempuh untuk sampai ke lokasi hanya berkisar waktu 20 menit.

“Jadi kita akan tawarkan ke berbagai pihak untuk pengembangan ekowisata di Kabupaten Banyuasin,” kata Erwin Ibrahim saat berkunjung ke Pulau Ekor Tikus di perairan Desa Sungsang II, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Senin (8/7/2019) lalu.

Meski demikian menurut Erwin, dalam pengembangannya sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, lokasi pulau yang sangat geografis sangatlah dibutuhkan perencanaan yang matang dalam pengembangannya.

“Master plan-nya akan kita siapkan terlebih dahulu dan Seperti hari ini kita kerja sama melakukan kegiatan kunjungan yang dibiayai oleh pihak ZSL dan tidak menggunakan dana APBD,” ungkapnya.

Erwin mengungkapkan dari kunjungan kali ini, pihaknya melihat juga beberapa pulau yang belum memiliki nama dan di antara pulau yang dilihatnya seperti Pulau Ekor Tikus, Pulau Payung, dan satu pulau yang tidak memiliki nama, merupakan lokasi tempat hidupnya burung-burung migran dan juga kawasan habitat ikan dan udang yang besar.

“Itu tempat habitat hewan-hewan dan satu pulau tak ada nama itu mirip seperti kawasan Pulau di Raja Ampat keindahannya,” ucapnya.

Kawasan perairan wilayah Desa Sungsang 2, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan sebagai lokasi wisata yang potensial untuk dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. 

Sementara itu, Sardi Winata Program, Manager Life Lihut dari ZSL Kelola Sendang mengaku, melihat Kabupaten Banyuasin sebagai lokasi ekowisata yang sangat baik jika dikembangkan dan telah memasukkan dalam project yang ada dalam program pihaknya sebagai lokasi tujuan wisata nantinya.

Maka dari itu, beberapa pulau dan kawasan Desa Sungsang II di Kecamatan Banyuasin II yang juga masuk di kawasan Taman Nasional Sembilang merupakan kawasan yang memiliki banyak pulau dan keasriannya masih terjaga.

“Sekarang ini semua orang berbicara tentang wisata. Jadi kita lakukan studi terlebih dahulu dan kita tidak bicara tentang wisata lokal saja bahkan kita akan bicara secara nasional dan internasional ke depannya,” katanya.

“Kawasan ini akan dikembangkan menjadi destinasi wisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan,” tambah Sardi lagi.

Sementara itu, Camat Banyuasin II, Salinan mengatakan, asal mula nama Pulau Alangan Tikus karena pulau ini berbentuk seperti ekor tikus.

Menyikapi ini Bupati Banyuasin H Askolani meminta Bappeda Litbang dan OPD terkait untuk menyusun Fisibility Studimu (FS) dan menggandeng multi stake holder untuk menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata.

“Pulau ini mirip Raja Ampat dan kawasan Sungai Mekong Vietnam. Sangat indah dan asri, tidak kalah dengan daerah-daerah wisata di mancanegara bahkan mirip dengan daerah wisata sungai Mekong Vietnam,” kata Askolani.

Sebagaimana diketahui, di Kabupaten Banyuasin terdapat Taman Nasional Berbak Sembilang seluas 205.750 hektar yang selalu dikunjungi burung migran dari Siberia pada bulan Oktober.

Momen langka ini acapkali tidak disia-siakan para wisatawan dengan menangkap potensi wisata susur sungai. (asta)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *