Ambrolnya Jembatan Mesuji, Dirlantas Polda Sumsel gelar rakor lintas sektoral

Palembang,medianusantaranews.com- Ambrolnya badan jembatan Way Mesuji yang merupakan jalur Lintas Timur Sumatera (Jalintimsum) yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera Selatan itu menyebabkan aktipitas kendaraan dua arah mengalami lumpuh total.

Bukan hanya itu arus kendaraan dari dua arah yang terjebak kejadian mengalami antrian panjang hingga mencapai puluhan kilometer, sehingga berbagai aktipitas didua provinsi mengalami kendala, tentu pemerintah dari dua provinsi secepatnya mencari solusi.

Menyikapi hal itu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumsel menggelar rapat koordinasi lintas sektoral bersama Polda Lampung, Polres Mesuji, Polres OKI, Badan Pengatur Jalan Tol, jajaran PT Hutama Karya, dan jajaran PT. Waskita Karya.

“Kami menggelar rapat koordinasi lintas sektoral berkaitan dengan solusi putusnya jalan Lintas Timur, lantaran amblasnya Jembatan Way Mesuji,” kata Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol Dwi Asmoro, Selasa (18/6/2019).

Dwi menambahkan, dari hasil rapat yang disepakati bahwa jalur alternatif yang dapat dilalui oleh kendaraan yakni melalui Jalur Lintas Tengah. “Dari arah Lampung menuju Palembang, rutenya melalui Kota Bumi-Martapura-Batu Raja-Prabumulih-Indralaya-Palembang,” tambahnya.

Masih menurutnya, untuk jalan tol, sifatnya situasional yakni tidak digunakan apabila tidak dibutuhkan. Jalan tol digunakan apabila bermanfaat untuk mengurai kemacetan di wilayah Kabupaten OKI ataupun wilayah Mesuji.

“Kami himbau kepada masyarakat yang membawa kendaraan barang maupun penumpang, untuk jalur alternatif melalui Jalinteng (Jalur Lintas Tengah), hendaknya melalui Kabupaten Muara Enim, tanpa melewati Beringin karena di wilayah tersebut sering terjadi longsor,” imbuhnya.

Sementara itu, Kornel M.T. Sihaloho, staf Badan Pengatur Jalan Tol, menambahkan dibutuhkan waktu 14 hari untuk melakukan proses evakuasi kendaraan yang menyangkut di jembatan ambrol itu. “Saat ini kami fokus bagaimana mengevakuasi kendaraan. Untuk jembatan sendiri, muatan kendaraan truk maksimum 8-16 ton. Jika lebih jembatan akan terjadi over load dan over dimensi”, singkatnya.(waluyo)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *