Palembang,medianusantaranews.com- Ada 3 faktor yang menjadi permasalahan yang dikeluhkan baik bagi pengguna jasa ruas Jalan Lintas Timur Sumatera Selatan (Jalintimsusel) maupun masyarakat yang berdumisili disepanjang ruas jalan tersebut dalam 5 tahun terakhir. Dari pengakuan beberapa sumber yang dihimpun media ini mereka mengeluhkan terhadap sarana transpotasi jalan darat tersebut mensoal permasalahan kemacetan arus lalulintas kendaraan, ruas jalan yang berlubang dan persoalan jalan berdebu.
Ke-3 faktor tersebut fakta, hampir setiap hari terlihat diruas jalintimsumsel Palembang-Jambi, kemacetan kendaraan terlihat diwilayah Kabupaten Banyuasin hingga di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Terpantau titik rawan kemacetan di wilayah Kabupaten Banyuasin merata ada dari wilayah Kecamatan Talang Kelapa hingga Kecamatan Betung.
Diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin meliputi 4 kecamatan mulai dari Kecamatan Babat Supat, Sungai Lilin, Tungkal Jaya dan Bayung Lencir. Disepanjang wilayah ini akibat kerusakan ruas jalan yang tak kunjung diperbaiki, sekalipun ada hanya dikerjakan cara tambal sulam pun tak seluruh titik kerusakanya diperbaiki.
Perbaikan semacam itupun terlihat juga dilaksanakan di wilayah Kabupaten Banyuasin, sepertinya pelaksanaan perbaikan tersebut tanpa menunjukan kwalitas, sebab hanya bertahan sepekan saja kondisi ruas jalan negara itu sudah kembali rusak dan lubang berdeameter mencapai satu meter pun sudah mulai nampak kembali.
Yang menjadi delema baik bagi masyarakat pengguna jasa jalintimsum maupun warga setempat jika datang kemarau debu dari ruas jalan itu mengotori rumah kediamanya juga menciptakan penyakit baru, namun jika datang hujan arus kendaraan macet jadi hiasan setiap hari, bahkan banyak kalangan menyebutnya bahwa ruas Jalintimsumsel karena macet sudah sama dengan di Jakarta.
Untuk waktu dekat ini datang libur panjang dan arus mudik lebaran, tentu ruas Jalintimsumsel akan menjadi delema bagi pengguna jasa transpotasi jalan darat, apabila cara perbaikanya hanya semacam itu. Jika pengguna jalan itu menggunakan kendaraan R4, kemungkinan yang dikeluhkan jika terjadi kemacetan saja, tetapi bagi yang menggunakan kendaraan R2 dalam perjalananya dampak perbaikan jalan tidak sempurna tentu akan mengalami ketidaknyamanan dalam kendaraanya, namun perjalananya bisa terhindar dari ancaman kemacetan arus lalulintas, ucap Nugroho (43) warga perantau yang mengaku setiap tahun selalu mudik ke wilayah Provinsi Lampung saat ditemui media ini di SPBU Betung (11/5/2019) sekira pukul 00.00 dini hari.
Kapolres Musi Banyuasin AKBP Andes Purwanti saat diminta konfirmasinya mengatakan terkait persiapan pengaamanan lebaran kita akan menggelar Ops Ketupat dari tanggal 29 Mei s/d 10 Juni 2019 dengan melibatkan 60 personil. Masih kata Kapolres, terkait jalan rusak saya telah membuat surat ke Balai Besar di Palembang terkait kondisi saat ini
Beda halnya Kapolres Banyuasin AKBP Yudhi Markus Surya Pinem saat dikonfirmasi melalui Kasatlantas AKP Sukiman dijelaskan personil akan di ploting sesuai dengan ploting yang sudah ditentukan, karena sudah menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing personil. Walau pun jalan masih rusak dan berlubang sampai saat ini belum juga ada yang perduli dengan mencoba untuk mengungari jalan berlubang.
Personil Satlantas Polres Banyuasin kata Sukiman, untuk antisipasi pihaknya berusaha menutup lubung-lubang tersebut dengan tanah dan batu koral untuk mengurangi lubang-lubang yang lebar-lebar, sehingga dapat mengurangi kepadatan arus lalulintas, karena lubangnya sudah sebagian tertutup sementara dengan tanah koral. Kami mengharap agar media juga ikut berperan disini untuk membantu mengespos jalan di Talang Kelapa sampai Betung agar pihak yang berkepentingan segera untuk berbuat untuk mengatasi kerusakan jalan yg tidak layak dan tidak sesuai lagi dan segera di perbaiki, ungkapnya
Hingga berita berita ini diterbitkan dari pihak Balai Besar di Sumatera Selatan belum ada yang bisa diminta keterangan dan pekerja tambal sulam dari Subkon saat diminta komentarnya, enggan memberi jawaban, mereka mengaku hanya sebagai perkeja saja, katanya.(waluyo)