Belasan Milyar Dana BUMD Pesagi Mandiri Diduga Raib

Medianusantaranews.com,Liwa–
Ketidakjelasan dan simpang siurnya persoalan yang membelit Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pesagi Mandiri Lampung Barat semakin tidak jelas, hal ini dibuktikan hasil wawancara koran ini kepada beberapa pihak yang membenarkan bahwa hingga saat ini progres laporan hasil audit yang dilakukan oleh akuntan independen belum ditindaklanjuti.

Salah seorang anggota komisi B DPRD setempat Erwin Suhendra, SE mengatakan pihaknya beberapa waktu lalu telah melakukan komunikasi dengan badan pengawas untuk segera melaksanakan hearing(rapat temu pendapat) tentang pertanggungjawaban audit. Karena audit yang mereka minta pada tahun lalu hingga saat ini belum ada laporannya.

Pihaknya juga meminta, agar para direksi yang lama bisa dihadirkan. Mereka tidak mau tahu meski para pengurus itu sudah demisioner untuk dimintai penjelasan mengenai kinerja mereka selama ini karena menurutnya, persoalan yang telah terjadi 10 tahun yang lalu bisa saja diproses jika memang terindikasi ada masalah kecurangan. Apalagi persoalannya baru berjalan beberapa tahun.

Erwin mengakui, belum lama ini pihaknya telah berkomunikasi dan telah melayangkan surat kepada BUMD Pesagi Mandiri melalui badan pengawas agar bisa hadir di komisi 2 untuk melakukan pembahasan terkait audit dan kinerja Pesagi Mandiri.

“Sebenarnya saya belum akan membahas tentang masalah Pom bensin tetapi ingin membahas tentang cikal bakal pembentukan BUMD itu sendiri. Kami mau membahas sejauh mana kinerja mereka dan mempertanyakan investasi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Menyinggung penggunaan dana yang yang telah digelontorkan dan tidak terealisasinya usaha Pom bensin yang dimaksud, Erwin dengan tegas menjawab seharusnya memang dana tersebut segera dikembalikan kepada kas daerah.

” Apabila dana itu tidak segera dikembalikan berarti memang berpotensi merugikan keuangan negara. Oleh sebab itu terkait masalah pertanggungjawaban dana, memang harus dibuktikan dengan legalitas yang jelas,” tegasnya

Di tempat terpisah, Bangun selaku Plt direktur BUMD PSP, ketika dikonfirmasi menyebutkan bahwa dirinya menjabat sebagai Plt baru 1 bulan sehingga dirinya tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh.

Bangun membenarkan, pada tahun 2016 PT Pesagi Mandiri mendapat kucuran dana sebesar 7,6 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan Pom bensin di Sekincau, tetapi pembangunan Pom bensin itu terkendala masalah pembebasan lahan dan sudah dipastikan bahwa proyek pembangunan Pom Bensin tersebut dinyatakan batal.

Waktu itu menurutnya pihak badan pengawas telah meminta agar dana tersebut segera dikembalikan ke kas daerah namun ketika pembahasan sedang berjalan ternyata pihak pengelola justru telah melakukan langkah tanpa sepengetahuan badan pengawas dengan mempergunakan dana tersebut untuk bisnis usaha jual beli kopi lada dan usaha lainnya.

Menurut dia, pihaknya merasa kecolongan dan saat itu mereka juga meminta agar dana tersebut segera dikembalikan secara utuh.

Ketika itu pihak pengelola telah menyanggupi untuk sesegera mungkin mengembalikan dana yang dimaksud, bahkan ada berita acaranya bahwa dalam jangka waktu tiga bulan mereka akan mengembalikan dana itu secara utuh. Tetapi faktanya hingga saat ini dana tersebut belum dikembalikan secara secara penuh.

Bangun mengakui bahwa ada dana pada Pesagi Mandiri sekitar Rp. 4,6 miliar dan dititipkan di bank.

Namun sisanya belum dikembalikan hingga saat ini, padahal kesepakatan dalam berita acara yang dibuat ketika itu pengelola akan segera mengembalikannya, dan apabila lebih dari 3 bulan tidak dikembalikan maka sudah bisa masuk ke ranah hukum.

Bangun mengatakan saat ini kegiatan pokok usaha atau bisnis Pesagi Mandiri hanyalah kegiatan jual beli gas dan pihaknya melakukan upaya penagihan atas piutang-piutang yang belum tertagih.

Mereka masih menunggu hasil audit dari Universitas Lampung yang dalam hal ini selaku auditnya adalah dari akuntan publik milik Nurdiono. Pihak Auditor akan mengaduit kinerja keuangan dari sejak awal berdirinya BUMD PMP ini.

Namun terjadi keanehan, karena penjelasan ini bertolak belakang dengan pengakuan Galih mantan Dirut yang mengatakan pihaknya telah tiga kali diaudit dan hasilnya wajar tanpa pengecualian.

Plt menambahkan, mereka baru bisa melakukan langkah-langkah jika memang ada saran yang di rekomendasikan oleh pihak akuntan publik.

Ketika koran ini melakukan pemantauan terhadap kantor Pesagi Mandiri di Liwa terlihat lengang dan tanpa aktivitas, hanya tampak ada dua pegawai yang salah satunya sebagai supir pengantar tabung gas.

Suasana kantor pusat badan usaha yang mengelola asset milyaran rupiah tampak sangat miris dan jauh dari kesan layaknya kantor yang kurang representatif.

Bangunan kantornya berupa rumah sangat sederhana yakni bangunan dari susunan papan dan sama sekali tidak ada kegiatan.

Dipojok ruangan, terlihat beberaoa tabung gas 3 kg dan gudang yang kosong melompong. Sementara itu ketika akan dikonfirmasi kepada ketua Badan pengawas Ir. Okmal tidak berada di tempat karena sedang melakukan perjalanan ke Jakarta.

Hingga berita ini diturunkan, tim belum bisa mengkonfirmasi hal ini kepada Sekretaris Daerah maupun mantan kepala Bappeda terkait permasalahan ini. (Yd@-Red)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *