Medianusantaranews.com,JAKARTA – Menko Perekonomian Darmin Nasution dan pelaku usaha bidang logistik duduk bersama mendiskusikan bermacam daftar isian masalah sistem logistik nasional, merespons beragam tantangan hadir dini Revolusi Industri 4.0 dan arus kompetisi global saat ini.
Berbicara pada breakfast meeting dengan pelaku usaha bidang logistik, di Gedung Ali Wardhana, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (5/2/2019), Darmin menyampaikan, pemerintah melalui Kemenko Perekonomian, akan menuangkan hasil pembahasan dialog itu sebagai landasan penyusunan grand desain sistem logistik nasional.
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (7/2/2019), disebutkan Darmin, grand desain ini akan mengoptimalkan pembangunan infrastruktur fisik yang terintegrasi dan terdigitalisasi. Agar mampu bersaing di era Revolusi Industri 4.0, sehingga muaranya kinerja ekspor nasional pun teroptimalisasi.
“Selama ini pemerintah berusaha memperbaiki kondisi logistik dengan membangun infrastruktur untuk menghilangkan hambatan yang menjadi masalah ekonomi kita. Sistem logistik yang baik diperlukan untuk mengembangkan sektor industri agar menghasilkan efisiensi,” ujar Darmin.
Terungkap, kedua pihak membahas isu-isu penting terkait sistem logistik nasional berdasar klasifikasi jangka waktu: pendek, pendek-menengah dan jangka panjang.
Isu lainnya soal kepelabuhan laut, bandar udara, jasa angkutan laut dan Pusat Logistik Berikat, portal Indonesia National Single Window (INSW), sumber daya manusia, logistik pangan, dan logistik kebencanaan.
Darmin menyebut, upaya peningkatan efisiensi logistik ialah bagian kebijakan peningkatan ekspor jangka pendek yang sedang dirumuskan pemerintah.
Untuk mendorong efisiensi logistik, penerapan sistem Delivery Order Online, sistem InaPortNet, relaksasi prosedur ekspor otomotif, dan pembangunan otomotif center menjadi hal penting yang akan diatur nantinya.
Mantan Plt. Gubernur Bank Indonesia Juli 2009-September 2010 ini meminta agar para pelaku usaha memfokuskan isu-isu strategis di dua sektor utama untuk dibahas, yakni logistik ekspor-impor dan logistik pangan.
“Dua hal ini memiliki aspek-aspek yang rumit, beyond technicalities, yang perlu dikembangkan. Kita perlu menyusun rencana aksi yang komprehensif untuk mengeksekusi hal ini,” tegas Gubernur BI periode 2010-2013 itu.
Redaksi mencatat, semangat menyala pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menaja perbaikan tata kelola sistem logistik nasional ini memang layak diacungi jempol.
Dibaluti gigih spirit Indonesia-centris, konsistensi rezim Jokowi-JK dalam pengarusutamaan pembangunan infrastruktur berkeadilan dan konektivitas antarwilayah sebagai milestone peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi regional dan nasional dengan upaya realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) RPJMN 2015-2019 perlahan mulai dirasakan kaya manfaat.
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN yang diubah dengan Perpres 58/2017, penetapan 245 PSN bernilai investasi Rp 4.417 triliun, terdiri 15 sektor (infrastruktur) dan 2 program (ketenagalistrikan dan industri pesawat terbang).
Kurun 2016-2018, 46 PSN dengan total investasi Rp 159 triliun dinyatakan selesai, meliputi pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, pembangkit iistrik, dan rel kereta api.
Mengutip penjelasan Darmin dalam talkshow Outlook Perekonomian Indonesia 2019 “Meningkatkan Daya Saing untuk Mendorong Ekspor”, di Jakarta, 8 Januari 2019, terafirmasinya dukungan percepatan operasionalisasi satu dari 5 kebijakan utama pemerintah, yaitu perbaikan iklim dan kemudahan berusaha melalui Online Single Submission (OSS), yang perhari mampu melayani seribu pendaftar dan menerbitkan lebih dari 850 izin usaha.
Sukses hasil pembangunan infrastruktur cantuman RPJMN 2015 -2019 yang mematok target penurunan biaya Iogistik dari 23,5 ke 19 persen, telah berimplikasi positif pula terhadap indeks efisiensi logistik.
Dua tahun ini, peringkat Indonesia dalam Logistics Performance Index rilisan Bank Dunia naik dari posisi 63 pada 2016 ke posisi 46 pada 2018. [red/mzl]