Lampung Timur, Medianusantaranews.com-
Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim memeritahkan dinas Kesehatan kabupaten Lampung Timur untuk melakukan fogging ke seluruh desa yang terjankit kasus Demam Berdarah Dengue (DBD),Jum’at (11/01/2019).
Chusnunia mengatakan di lakukanya foging tersebut sebagai respon cepat tanggap terhadap adanya kasus DBD yang tersebar dibeberapa wilayah yang ada di kabupaten Lampung Timur.
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di wilayah tropis dan subtropis.
Seperti kita ketehui sejumlah gejala dari demam ini adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak, dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah, dan rendahnya tingkat trombosit darah.
Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
demam ini sendiri secara intensif telah ditangani di 8 desa yang ada di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. Adapun beberapa desa itu ialah, Desa Pasir Sakti, Mulyo Sari, Rejo Mulyo, Purworejo, dan Sumur Kucing. Dari desa-desa tersebut kasus paling banyak ada di Desa Pasir Sakti,ungkapnya.
Menurut laporan yang ada di Puskesmas Pasir Sakti, pada bulan desember yang lalu diketahui terdapat 21 kasus terduga demam berdarah dengue, dan pada bulan januari sampai dengan saat ini sudah ada 17 kasus terduga DBD yang mana dari kasus itu 10 orang diantaranya dinyatakan positif terjangkit DBD.
“Saya menghimbau kepada masyarakat untuk pro aktif melakukan tahapan-tahapan pencegahan DBD di kediaman masing-masing seperti membersihkan bak mandi seminggu sekali, memperhatikan perabotan rumah tangga yang menampung air (vas bunga, dan lainya), tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama, serta mengunakan lotion anti nyamuk atau kelambu”, imbuhnya ( Miswati)