Bantarbolang, Pemalang – Kapolres Pemalang AKBP Nona Pricilia Ohei, S.I.K., S.H., M.H., yang diwakili Kabag Sunda Polres Pemalang Kompol Supriyadi, S.H., menerima dan memberangkatkan Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya Kodam IV/Diponegoro Tahun 2018, Selasa (18/12/2018) di Lapangan Desa Karanganyar Kec. Bantarbolang Kab. Pemalang.
Tim Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya Kodam IV/Diponegoro Etape IX Yonif 406/Ck dan pendamping dari Lanal Tegal yang diberangkatkan dari Candi Batur Desa Bulakan Kec.Belik Kab.Pemalang oleh Bupati Pemalang pukul 14.50 WIB sejauh 24 Km ini, disambut meriah warga masyarakat.
Sebelumnya, Tim Tonting Etape IX ini, singgah di beberapa titik yakni di etape 1 : 9,9 Km di Afdeling Semakir Randudongkal Pemalang, Etape 2 : 10 Km di Lapangan Kecamatan Bantarbolang Pemalang, dan Etape 3 : 4,1 Km, tiba di Lapangan Karanganyar Kec. Bantarbolang Kab. Pemalang pukul 20.25 WIB.
Usai tiba di Bantarbolang, Tim Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya Etape IX, melaksanakan serah terima simbol-simbol Infanteri kepada tim pengganti di Etape X dari Yonif 410/Alugoro dan pendamping Yonzipur 4/TK. Pada pukul 21.25 WIB, tim dari etape X diberangkatkan dari lapangan Karanganyar Kec. Bantarbolang Kab. Pemalang menuju etape terakhir di Lapangan Kebonagung Kec.Kajen Kab.Pekalongan. Direncanakan tiba di Kebonagung Kajen Pekalongan pada pukul 03.45 wib, menempuh jarak 26,1 Km, melewati beberapa etape yakni etape 1 : 11,8 Km di SDN Kwasen Kec.Bodeh Kab. Pemalang, etape 2 : 6,7 Km di Stadion Kesesi Kab.Pekalongan dan etape 3 : 7,6 Km.
Kapolres Pemalang dalam sambutannya menyampaikan, pelaksanaan peleton beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya tidak hanya dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, namun dimaksudkan pula sebagai wahana meningkatkan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa. Sehingga dapat dijadikan sumber inspirasi dan pengabdian dalam menghadapi tugas dimasa kini dan mendatang.
“Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya yang dilaksanakan setiap tahunnya ini, guna mengenang dan meresapi nilai-nilai patriotisme para pahlawan, sekaligus untuk memelihara dan mewujudkan jati diri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional”, ujarnya.
“Hal yang pantas untuk selalu dikenang adalah kenyataan bahwa pada peristiwa Palagan Ambarawa, TNI pertama kalinya bertempur secara frontal dengan kekuatan musuh jauh lebih kuat dan besar. Namun TNI justru dengan kekuatan kecil dan persenjataan seadanya berhasil memenangkan pertempuran”, ungkapnya.
Dari pengalaman sejarah tersebut, kita berkeyakinan bahwa seberat apapun tantangan tugas y ng dihadapi akan dapat diselesaikan selama dilaksanakan dengan penuh keyakinan, semangat pantang menyerah dan kebersamaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. “Manfaatkan waktu disetiap tempat pergantian pasukan untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan masyarakat, sehingga kemanunggalan TNI dengan Rajyat tetap terjaga dengan kokoh. Laksanakan kegiatan dengan baik, jaga kekompakan, dan jaga nama dan kehirmatan TNI AD”, pungkasnya.