Medianusantaranews.com, Tulang Bawang Barat, Lampung-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD), Kabupaten Tulangbawang Barat menyesalkan hasil pengerjaan Proyek jalan Lapen Milik CV.Reget Pasundan Lampung yang berada di Tiyuh Sumber Rejo, Kecamatan Lambu Kibang, kabupaten setempat yang tidak mengutamakan kualitas.
Hal itu dikatakan Roni sekretaris Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Tubaba saat mengkroscek hasil pengerjaan peningakatan jalan lapen tersebut.
Ia meminta dan berharap jangan dilakukan Provisonal Hand Over (PHO)terlebih dahulu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) tubaba.
Menurutnya, kebenaran kualitas yang diduga bobrok yang menjadi keluhan warga kian juga dirasakan langsung olehnya saat melihat kenyataan yang ada dilapangan. Apabila dilakukan pembiaran terhadap bobroknya kualitas pekerjaan tersebut, maka ini akan berdampak pada kerugian Negara dan warga Tiyuh Sumber Rejo tidak puas merasakannya hal itu yang harus dipertimbangkan oleh dinas terkait sebelum melakukan PHO.
“Kalau saya lihat ini benar kata warga masalah kualitasnya, dicongkel pakai kayu saja sudah ngangkat tidak terlihat kekuatan jalan ini aspalnya pun gak melekat,” kata Roni didampingi Erwan Susanto kepala Tiyuh Sumber Rejo, pada Selasa (18/12/2018).
Ia menegaskan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk tidak melakukan PHO terlebih dahulu dikarenakan dalam waktu dekat akan melakukan kroscek kembali dengan mengajak Tim komisi C DPRD setempat.
“Disini warga benar-benar mengeluhkan kualitas lapen ini, saya lihat juga pekerjaan ini sudah gak beres, tapi saya akan turun kembali dengan Tim komisi C, karena semua pekerjaan akan kita Kroscek, jadi saya minta Dinas PU agar jangan terlebih dahulu melakukan PHO, sebelum kami turun kembali dengan Tim dalam waktu dua sampai tiga hari kedepan, apabila tim komisi C mengatakan pekerjaan itu tidak sesuai maka akan melakukan pemanggilan terhadap rekanan dan Dinas PU untuk Hearing, apalagi sistem pengerjaan ini sudah tumpang tindih dari rekanan diborongkan ke pekerja,” jelasnya.
“Karena kalau lemah pengawasan hasilnya pun amburadul, seperti jembatan yang kita lihat tadi belum sebulan di PHO sudah jebol, jadi jangan enak ngomong masih pemeliharaan, diawal pekerjaan itu loh kualitasnya diutamakan, kalau dia bagus gak mungkin sebulan sudah jebol,” kata Roni dengan nada kesal.
Anehnya, pekerjaan yang menelan Anggaran sebesar Rp.687.962.000 yang seharusnya dikerjakan oleh rekanan pemilik perusahaan yang tercantum malah diborongkan kembali oleh pekerja, hal itu diakui oleh pekerja peningakatan jalan lapen tersebut.
“Ya lapen ini saya borong dari rekanan,” ucap Herman. Dilokasi pekerjaan lapen tersebut.(Reki)