STIE Gentiaras Adakan Seminar Nasional Green Economy

Medianusantaranews.com, Bandar Lampung-

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Gentiaras Lampung, mengadakan seminar Nasional tentang Green Economy. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari 4 dan 6 Desember di kampus setempat Jl. Purnawirawan Bandar Lampung.

Ketua pelaksana seminar nasional Handy Nugroho, SE., MBA menjelaskan, seminar Green economy atau ekonomi hijau ini bertujuan ingin mencoba meningkatkan kesadaran terutama para mahasiswa dan juga para stakeholder seperti perusahaan untuk lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan yang saat ini eksploitasi sumber daya alam dikeduk secara habis-habisan dan masif.

Oleh karena itu tambahnya, upaya kita dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, hendaknya kegiatan eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan harus ramah lingkungan mulai hulu sampai hilir.

“Perlu diperhatikan mengenai sustainability-nya terkait dengan bagaimana agar kita bisa memanfaatkan peluang Era Revoli Industri, namun tidak merusak lingkungan.

Pemateri acara seminar ini Dr. Meghan Downes dari Monash University Australia dengan tema: Strategies for the Green Economy opportunities and challanges in Indonesia contex.

Pembicara lainnya Prof. Dr. Andreas Lako, SE., M.Si, dari Universitas Sugiyopranoto Semarang dengan tema Green Economics (Green Economy, Green business dan Green Accounting)

Handy menambahkan, ke depan pihak STIE Gentiaras sudah merencanakan langkah yang harus dilakukan oleh civitas akademika yakni green economy akan dimasukkan dalam Kurikulum mata kuliah.

“Tim kurikulum dipelopori oleh pembantu ketua satu Drs. Irianto Loka, SE., MM akan mempersiapkan kurikulum kami untuk mendukung perkembangan dan peningkatan kesadaran mengenai Green ekonomi tersebut, ” katanya.

Sehingga nantinya mahasiswa sejak dini dapat mengaplikasikan kurikulum dengan unsur-unsur mengenai Green ekonomi baik dari materi model penghitungan akuntansi maupun model manajemen yang secara praktis bisa diwujudkan.

Misalnya, dia mencontohkan, pengolahan limbah saat ini hanya dengan metode pengolahan limbah melalui satu dua atau tiga tahap saja.
Sebetulnya kalau sudah memenuhi standar Green economy itu jauh lebih panjang misalnya standar Euro 3 atau standar Euro 4 bahkan sudah sampai standar Euro 5, dimana proses sistem pembuangan limbah dari hulu sampai ke hilir itu jauh lebih lebih canggih kompleks. Sehingga ketika hasil limbah tersebut kita lepaskan ke alam maka akan lebih aman dan tidak merusak alam.
Harapannya lainnya, dengan adanya model-model manajemen model-model akuntansi yang lebih hijau itu akan meningkatkan kesadaran perusahaan-perusahaan terkait dengan isu-isu penting menyangkut kelestarian alam. (yunada-Red)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *