Pringsewu, Lampung
MedianusantaraNews.com-Embung merupakan prioritas utama yang bisa dimanfaatkan desa/pekon alias penampung air dalam skala besar merupakan bagian terpenting dari salah satu diantara 4 (empat) prioritas dana desa yang ditegaskan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau).
Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan.
Embung menampung air hujan di musim hujan dan lalu digunakan petanin untuk mengairi lahan di musim kemarau.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon Kabupaten Pringsewu MALIAN AYUB dalam keterangan resminya di ruang kerjanya Kamis (13/09) mengungkapkan ada banyak potensi embung pada wilayah Kabupaten Pringsewu yang tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Banyumas (11 pekon), Pagelaran (6 pekon), Pringsewu (3 Pekon) dan Sukoharjo (6 Pekon) yang pernah dilaporakan Para Pendamping Desa P3MD setempat.
Hal ini juga telah dipertegas oleh peraturan Menteri Nomor 19 Tahun 2017 Soal Prioritas dana desa 2018. Program pembangunan embung mendapat sambutan sangat baik dari desa-desa se-Indonesia.
Kenapa juga EMBUNG?
Data Kementerian Desa menyebut, dari total 15 ribu desa prioritas pembangunan saat ini terdapat 7.440 desa yang sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur air untuk mengairi area persawahan yang mereka miliki.
Soalnya, pertanian adalah bidang utama yang menghidupi desa-desa itu. Sehingga pembangunan embung menjawab persoalan sebagian besar desa.
Hanya dalam beberapa bulan prioritas ini dikampanyekan, sudah 628 embung yang terbangun di berbagai desa se-Indonesia. Ini menunjukkan betapa embung memang sangat dibutuhkan.
Program ini juga mendapat dukungan kuat dari Kementerian Pertanian.
Hingga saat ini sebagian besar desa di Indonesia memang masih menjadikan bidang pertanian sebagai tumpu dalam menghidupi ekonomi warga.
Dari 74.754 desa di seluruh Indonesia, sebanyak 82,77 persen hidup dari lahan pertanian.
Dari jumlah itu sebagian besar baru bisa paem 1,4 kali dalam setahun. Sebabnya, karena kekurangan air.
Karenanya embung menjadi prioritas desa-desa itu. Pemenuhan kebutuhan air bakal menciptakan lompatan ekonomi karena mereka bisa meningkatkan volume dan hasil pertanian.
Ditergetkan, dengan memiliki embung desa-desa itu bakal bisa panen sebanyak tiga kali dalam setahun.
Mengenai ukuran embung, bisa bervariasi sesuai kebutuhan.
Bahkan embung ini bisa juga dilakukan meski hanya dalam skala kecil misalnya 15 x 15 meter dengan alokasi anggaran Rp. 100 juta dari dana desa.
Soalnya embung yang kelewat besar dengan dana yang juga besar belum tentu lebih efektif dalam menampung air, disesuaikan dengan kebutuhan petani.
Mengenai dana, jika misalnya sebuah desa sudah mendapatkan dana dari Pemerintah Kabupaten, maka anggaran dana dari desa bisa dialokasikan untuk membangun sarana penunjang pengairan seperti saluran irigasi dan sebagainya.
Embung-embung ini bakal sangat membantu petani khususnya ketika musim kemarau tiba.
Wartawan Sahirun.