Bandar Lampung, medianusantaranews.com
Tim Pansus Rakerda DPRD Semarang menyambangi kantor pemerintahan kota Bandar Lampung pada 08/05 guna berdiskusi perihal pembentukan BPRS di kota semarang.
Dalam sambutannya, Plt walikota M. Yusuf Kohar mengatakan, Pendirian bank sangat vital kegunaannya, fungsi dari pendirian bank daerah untuk menekan pergerakan rentenir yang ada di sekitar pasar.
” rentenir ini kan cukup meresahkan dengan bunga yang tinggi, nah dengan adanya bank pasar ini diharapkan bisa mengadopsi cara kerja rentenir yang militan namun berbasis syariah yang tidak menekan para pelaku usaha”
Dengan didirikannya bank daerah, diharapkan bisa memberikan membantu pemerintah dan memberikan kenyamanan bagi para pelaku usaha perdagangan di pasar terutama dari dampak peredaran rentenir yang memberikan bunga yang sangat tinggi.
Wiwin selaku wakil ketua DPRD semarang mengatakan, ingin meniru keberhasilan kota Bandar Lampung dalam membangun dan mengelola bank pasar syariah
” semoga ini menjadi oleh – oleh untuk kami, dan memperlancar dalam pembangunan BPRS di Semarang. Dan jikapun nanti kami memiliki kendala, kemungkinan kami akan minta di konsultani oleh tim BPRS kota Bandar Lampung ” katanya.
Terkait dengan adanya rentenir yang beredar di kalangan masyarakat, Wiwin mengatakan, jika rentenir tidak terlalu dominan di Semarang.
” tidak terlalu ya, paling hanya kelompok – kelompok kecil saja yang menekan ke warga yang membutuhkan dana mendesak baik itu dana untuk kehidupan pribadi, maunpun untuk modal. Poin itulah yang membuat kami ingin mensegerakan pembangunan BPRS di semarang ” tegas Wiwin.
Ridwansyah yang turut hadir sebagai Direktur utama BPRS kota bandar lampung menyambut baik niatan tim pansus rakerda DPRD Semarang yang ingin membangun dan mengembangkan BPRS di kotanya. Ia pun merasa bangga, karena BPRS yang dulu diragukan karena audit BPK yang buruk, kini menjadi percontohan bagi kota lain.
” tentu bangga dan ini menjadi pembuktian bahwa BPRS kota Bandar Lampung terus berkembang dan maju. Hal tersebut dibuktikan juga dengan berbagai penghargaan dan PAD kami yang dulunya 6 miliyar kini hampir mencapai 80 miliyar ” katanya.
Ia pun menegaskan kesiapannya jika tim dari Semarang membutuhkan pendampingan atau konsultasi jarak jauh, dan jika di perlukan akan dibantu oleh DPP BPRS Indonesia di kota terdekat.
( ido )